Survei Paslonkada Konsel, Jubir Ewako: PPI Berhalusinasi Perlu Belajar Jadi Pollster

Abdul Nashar

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Teks Berita“]
Konawe Selatan, Rakyatpostonline.com – Menanggapi pernyataan Ras MD selaku Direktur Eksekutif Lembaga Survei Paramater Politik Indonesia (PPI), senter diberitakan dibeberapa media, DR. Abdul Nashar, M.Si, selaku juru bicara (jubir) pasangan calon (paslon) nomor urut 3, Muh. Endang – H. Wahyu Ade Pratama Imran, berakronim ‘Ewako’ merasa terimajinirkan.

DR. Abdul Nashar, M.Si mengatakan, seharusnya lembaga survei PPI fokus mencermati pergerakan calonnya yang bayar, dan tidak menyerang calon lain. Ia menilai lembaga survey tersebut offside atau lompat pagar, dan perlu belajar sebagai konsultan politik yang kredibel. Kamis, (19/11/2020).

“Dukungan pasangan RAG-SS jauh lebih baik daripada pasangan Ewako di kelompok penantang. RAG-SS naik sekitar 4 persen, sedangkan Ewako hanya 2 persen saja,” Ungkap, Abdul Nashar. mengutip pernyataan Ras MD.

Menurut Abdul Nashar persoalan ini fatal dan tendensius, tidak didukung dengan fakta akademik. Yang bersangkutan tidak menjelaskan metodologi, populasi, frekuensi dukungan warga kepada masing-masing paslon.

“Jangan-jangan ini lembaga survey odong-odong, diatas meja, tidak turun ke lapangan. Kami menenggarai pernyataan dimaksud merupakan pesanan calon tertentu, bombastis, kosong tidak berisi,” Paparnya.

Sepanjang sejarah Pilkada di Indonesia, lanjut Abdul Nashar, petahana unggul di atas 40 persen, baru terjadi di Kota Solo, saat itu masih Pak Jokowi selaku Walikota Solo. “Tingkat kepuasan warga Solo hampir 100 persen terhadap kepemimpinan Jokowi sebagai Walikota”.

“Jadi kesimpulan Lembaga Survei Parameter Politik Indonesia jangan dipercaya, itu angka halusinasi dan berandai-andai,” cetusnya.

Nashar memaparkan, idealnya kesimpulan atau opini lembaga survey mencerminkan persentase dukungan rakyat ke paslon berdasarkan preferensi ilmiah. Tidak mengabaikan dimensi yang lain (sekunder opinion). Misalnya, pemetaan berdasarkan wilayah/dapil, sosio-antro dan jejak karir politik calon dalam etalase politik di konawe selatan.

“Soal petahana unggul 40 persen, anak kecil bisa ketawa, parameternya apa? Ini angka siluman, publik Konsel sudah cerdas tidak bisa ditipu dengan angka-angka hantu,” paparnya.

Hal-hal sederhana, tambah Abdul Nashar, selama 5 tahun terakhir ini tingkat kepuasan rakyat terhadap Bupati Konsel bergerak turun dan terjun bebas, bukan naik.

“Masalah ada dimana-mana, telat membayar gaji pegawai, wajah Konsel tidak berubah, lapangan kerja terbatas. Warga Konsel harus ke Kendari atau ke daerah lain untuk mencari pekerjaan karena lapangan kerja tidak tersedia di Konsel,” urainya.

Selain itu, Nashar berpandangan terkhusus disektor agraria konflik dimana-mana, warga berhadapan dengan pemilik HGU, berlarut tidak diselesaikan, dan masalah masih banyak lagi. Rakyat konsel sudah tahu semua. Fakta-fakta seperti ini tidak bisa diabaikan dalam menarik kesimpulan sebuah survei.

“Soal dukungan, saya kira publik Konsel tahu pasangan Ewako memiliki dukungan original dari rakyat konsel. Tidak ada sejengkalpun tanah di konsel yang belum di kunjungi pasangan Endang-Wahyu serta membaur bersama rakyat, mendengar keluh-kesah mereka. Sekali lagi konsel ini untuk semua, untuk putra-putri konsel, bukan untuk kelompok tertentu saja yang hanya datang mencari makan di Konsel,” pungkasnya. (**)


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *