Terima 500 TKA, Garda Muda Halu Oleo Tuding Ali Mazi Lakukan Pembohongan Publik

Ahmad Zainul S.Sos

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Teks Berita“]
Kendari, Rakyatpostonline.com – Dulu getol menolak,! Akhirnya Gubernur Sulawesi Tenggara merestui. Penilaian Garda Muda Halu Oleo (GMH) Ali Mazi, sebagai bapak pembangunan Sulawesi Tenggara (Sultra) takluk dan luluh menerima 500 TKA dari Negara China asal muasal Corona (Covid-19).

Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi, mengatakan, 500 orang Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China telah diizinkan masuk wilayahnya. Para TKA asal China itu, kata Gubernur, bakal bekerja membangun smelter di PT VDNI Morosi, Kabupaten Konawe, proyek yang dapat menyerap ribuan pekerja lokal di daerah tersebut.

Bagi Ahmad Zainul, yang juga sebagai Koordinator Pusat Garda Muda Haluoleo menyikapi, bahwa tindakan ini merupakan bentuk inkonsistensi yang tentunya tidak elok di pertontonkan, apalagi oleh Seorang Gubernur yang Menjadi Patron Masyarakat di Bumi Anoa.

“Berbicara dampak pembangunan yang di hadirkan, saya mengajak kita untuk membuka mata selebar lebarnya. Tidak jauh dari smelter tersebut, ada jalan yang sejak hadirnya investasi mega Industri sampai hari ini tidak tersentuh perbaikan sama sekali. Sehingga menyulitkan akses masyarakat. Dimana letak perhatian itu,” papar, Ahmad Zainul. Selasa, (16/06/2020).

Berbicara tentang penerimaan tenaga kerja, bakal terserapnya tenaga kerja lokal di Sultra. Menanggapi hal itu, GMH mendesak lakukan rekrutmen tenaga kerja lokal yang 3000, lalu datangkan 500 TKA.  Sebab penerimaan ini bukan tanpa masalah. Bahkan pihaknya menduga adanya potensi Pungli yang dilakukan pihak management perusahaan.

Belum lagi tentang ancaman semester kedua. Covid 19 yang masih saja dikhawatirkan berbagai lembaga Kesehatan Nasional maupun Internasional. Di kututip suara.com/health/2020/05/19. WHO mengingatkan ancaman gelombang Kedua Virus Covid-19.

“Saya pikir hal ini merupakan bentuk kekeliruan, tentunya tidak benar dan tidak bisa kita biarkan begitu saja. Kami anak muda yang tentunya masih berharap bahwa Pemerintah justru harus menjadi jembatan kedepan agar Alumni Universitas Halu Oleo dan Universitas lainya di Sultra bisa memiliki kerja sama yang mengikat. Jadi transfer ilmunya bisa dimulai sejak di bangku kuliah. Saya fikir ini juga perlu dipikirkan,” Jelasnya.

Saya menyebut hal ini sebagai bentuk pembohongan publik, Lanjut Ahmad Zainul, sebab Gubernur pernah menolak TKA dimana pernyataan itu dipaparkan dari kutipan media online.

“Meskipun rencana kedatangan TKA tersebut merupakan kebijakan pemerintah pusat, dan sudah melalui mekanisme protokol COVID-19. Namun suasana kebatinan masyarakat di daerah belum ingin menerima kedatangan TKA,” kata Gubernur Sulawesi Tenggara, dikutip Detik.com. Rabu lalu, (29/04/2020)

Tindakan Ali Mazi dituding bentuk pembohongan publik, setelah membuat pernyataan plin-plan. Menurut GMH, setelah apa yang diutarakan bukan bentuk kebencian kepada Gubernur Sultra, namun semata mata agar berani bersikap ke Masa Depan Sultra. (*TIM)


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *