Tembus Malam, Terlibat Bentrok! Tamalaki Sultra Pantang Mundur Tolak TKA China

TOLAK TKA - Tamalaki Sultra bersama unsur Himpunan terlibat bentrok kepada aparat kepolisian yang melakukan penjagaan 156 TKA China di bandara halu oleo kendari, hingga tembus malam Pukul 01.00 Wita. Rabu, (24/6/2020). (Rul/Rakyatpostonline.com)

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Teks Berita“]
Kendari, Rakyatpostonline.com –
Komitmen yang tertanam di tubuh Taman Pemuda dan Mahasiswa Tolaki (Tamalaki) Sulawesi Tenggara (Sultra) rupanya tak goyah. Setelah berada pada barisan penolakan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal china mengharamkan kedatangan warga asal negeri tirai bambu itu.

Alfian Annas, Ketua Tamalaki Sultra menegaskan tetap pada pendirian awal sebelum datangnya 500 TKA di Bumi Anoa. Sebab keberadaan pekerja asing itu dianggap menjadi polemik di tengah masyarakat sulawesi tenggara, untuk menginjakkan kaki melalui bandara halu oleo kendari.

TOLAK TKA – Ketua Taman Pemuda dan Mahasiswa Tolaki (TAMALAKI) Sulawesi Tenggara (SULTRA) yang di ketuai oleh Alfian Annas.,SH menolak tegas kedatangan TKA.

“Massa aksi Tamalaki Sultra menolak keras dan mengharamkan tenaga kerja asing china, yang di jadwalkan tiba di bandara haluoleo kendari tepat jam 18.00 Wita. Walaupun sudah titik puncak, kami tetap menunggu dan memboikot bandara halu oleo,” Kecam Alfian Annas.

Pihaknya pantang mundur, sebelum menarik diri dari beberapa gabungan gerakan penolakan masuknya TKA China. Hingga malam tiba dan terlibat bentrok oleh pihak personel kepolisian, Tamalaki Sultra tidak gentar dan masih memblokade pintu masuk bandara haluoleo kendari hingga tembus Pukul 01.00 Wita, Rabu, (24/6/2020).

“Kami dari lembaga Tamalaki Sultra tidak akan membubarkan diri sebelum TKA China sudah memastikan diri tidak masuk di bumi anoa dengan identitas yang tidak jelas. Kami tetap konsisten dan tidak menghalalkan kedatangan TKA China,” Cetusnya.

Massa aksi yang tergabung dari beberapa elemen dan lembaga lainnya, tepatnya pada pukul 10.00 Wita, Lembaga yang dikenal aktif menyuarakan kepentingan khalayak luas, menolak untuk membubarkan diri dari depan gerbang ke perempatan Bandara dan masuk bandara halu oleo kendari.

“Keputusan ini adalah bentuk keberpihakan pemerintah provinsi sulawesi tenggara kepada tenaga kerja asing, memutuskan bersama Forkopimda Sultra, tampa melihat konsekuensi kehidupan sosial masyarakat saat ini. Pandemi virus corona adalah ibu dari negara china atau terlahirnya Covid-19, hingga menyalurkan virus di belahan dunia,” Pungkas Alfian Annas, S.H.**


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *