[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Teks Berita“]
Konawe, Rakyatpostonline.com – Keputusan pemerintah yang mengizinkan kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China ke Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, memicu polemik di masyarakat. Setelah diputuskan oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyetujui rencana masuknya 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) di kawasan industri, Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe. Alasannya, TKA China sebanyak ini, merupakan tenaga ahli yang akan bekerja pada salah satu pabrik nikel terbesar di Sulawesi.
Dukungan Penuh dinyatakan oleh Ketua Brigade 08 Konawe, Sunandar Makati mengatakan, keputusan mendatangkan 500 TKA China adalah Langkah tepat. Bukan tanpa alasan, menurutnya dianggap dapat menyerap tenaga kerja lokal yang ada di Sultra, sebab TKA China yang didatangkan adalah tenaga ahli.
“Perusahaan PT. Virtue Dragon Nickel Industri (VDNI) dan PT. Obsidian Stainless Steel (OSS) di kawasan industri, Kecamatan Morosi. Patut mendapat dukungan, karena akan memberikan multiplier effects atau dampak positif yang besar bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah Sulawesi tenggara,” Papar Sunandar Makati, Sabtu, (20/06/2020).
Menurut Sunandar, kedatangan 500 TKA China bisa berdampak positif. Pengaruh paling tampak dirasakan, banyaknya tenaga kerja yang akan direkrut oleh kedua perusahaan tersebut, sebab industri perusahaan pertambangan di morosi, kabupaten, konawe Sulawesi tenggara, mempunyai Dampak baik yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Sultra secara prioritas.
“Estimasikan saja ada sekitar ribuan tenaga kerja lokal yang akan direkrut oleh PT VDNI dan PT OSS yang berinvestasi di morosi. Karena Tenaga Kerja China ini yang akan datang, adalah tenaga ahli yang didampingi oleh tenaga kerja lokal nantinya, dan pastinya akan berimplikasi pada peningkatan ekonomi masyarakat Sultra,” Jelasnya.
Diketahui kesepakatan ini, usai diskusi alot di ruang rapat Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra. Gubernur Sultra, Ali Mazi menjelaskan, 500 TKA China yang akan didatangkan dua perusahaan raksasa yang bergerak dibidang pertambangan ini telah sesuai prosedur, mulai dari administrasi perizinan hingga protokol penanggulangan wabah virus corona atau Covid-19.
Sulawesi Tenggara memasuki wilayah senteran investasi, potensi perkembangan ekonomi dan marketing masyarakat bakal berkembang pesat, “Bayangkan, hasil produksi tambang dapat digunakan untuk memenuhi permintaan pasar domestik maupun pasar internasional, sehingga hasil ekspor tambang di sultra dapat meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi negara. Industri pertambangan Sultra juga dapat menarik investasi asing untuk menanamkan modalnya di Sulawesi tenggara,” Pungkas Sunandar. *
(Rakyatpostonline.com/ Noldy)