Ketua DPRD Sultra Nilai Kehadiran 500 TKA China di Sultra Berpotensi Rusuh

*Abdurrahman Saleh, Ketua DPRD Sultra. (Ist/Rakyatpostonline.com)

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Teks Berita“]
Kendari, Rakyatpostonline.com – Setelah adanya keputusan bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyetujui rencana masuknya 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) ke PT. Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI) dan PT. Obsidian Stainless Steel (OSS) di kawasan industri, Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe. Bahwa kedatangan 500 TKA China tersebut merupakan tenaga ahli yang akan bekerja pada perusahaan pabrik smelter nikel terbesar di Sulawesi.

Namun lain halnya statement yang di lontarkan Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Saleh, melalui rapat virtual bersama Gubernur dan Forkopimda Sultra, pihaknya menilai kedatangan TKA China itu akan membuat boomerang besar buat masyarakat Sultra, oleh sebab itu ia mengintrupsikan kepada Sesjen Wantannas, menyampaikan kepada Presiden, Ir. Joko Widodo, untuk menunda kembali kedatangan 500 TKA ke Bumi Anoa. Sesuai jadwal kedatangan TKA China pada Selasa, 23 Juni 2020 mendatang.

Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Saleh, melalui rapat virtual bersama Gubernur dan Forkopimda Sultra mengintruksikan tunda kedatangan TKA China. Rabu, (17/06/2020). (Ist/Rakyatpostonline.com)

“Kedatangan Tenaga Kerja Asing di Sulawesi Tenggara, Itu bisa rusuh. Akan terjadi gejolak sosial. Jadi saya ingatkan ini. Selesaikan dulu semua tanggungjawabnya, baru mereka bisa datang. Dan pasti penuh gejolak di DPRD ini, terjadi heboh besar-besaran,” Papar, Abdurrahman Saleh, dengan nada tinggi hingga meneteskan air mata. Rabu, (17/06/2020).

Menurut Abdurrahman Saleh, untuk mengizinkan para TKA China itu bekerja, harusnya tidak sekedar mempertimbangkan aspek kesehatan di tengah wabah virus corona. Serta perusahaan yang mempekerjakan warga negara asing di Kawasan Industri di Morosi, perlu dievaluasi kepatuhannya.

“Jangan karena mementingkan kondisi kita yang harmonis, forkopimda di daerah kita. Tunda dulu mereka, ini adalah tanggungjawab. Ada fortofolio yang harus mereka selesaikan dulu, ini masukan. Setelah itu, yaa mereka silahkan datang. Jangan memaksakan kehendak sehingga membumi hanguskan kita yang akan terjadi di negeri yang kita cintai ini,” Cetusnya.

Kepatuhan perusahaan yang mempekerjakan TKA China, sebaiknya ikut jadi bahan pertimbangan. Ketua DPRD Sultra, mewanti wanti gejolak besar masyarakat akan datang, apabila tidak mengindahkan untuk menunda kedatangan Tenaga Kerja Asing tersebut.

Namun demikian, usai rapat yang digelar Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan unsur tokoh masyarakat serta tokoh agama, Pemerintah Provinsi Sultra, menyetujui rencana kedatangan 500 TKA. Ketua DPRD Sultra, merasa tidak yakin, dari 500 TKA yang akan datang bekerja di Konawe adalah tenaga ahli.

“Saya rasa kita tidak anti investasi, tapi investasi itu harus memenuhi kewajibannya dengan benar. Karena ada indikasi investasi ini yang keliru, peran DPRD itu adalah menyerap semua aspirasi masyarakat, kemudian kita menyampaikan kondisi real yang terjadi. Nah, inilah yang dirasakan termaksud kedatangan 500 TKA,” Pungkas, Abdurrahman Saleh.

Selain itu, Abdurrahman Saleh menilai, ada kerancuan dengan kedatangan TKA yang masuk di Indonesia menggunakan visa kunjungan, menurutnya tindakan ini sangat merugikan Negara serta tidak adanya sistem pengawasan ketat untuk mengontrol. (A/MS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *