Kendari, Rakyatpostonline.com – Aliansi Masyarakat Peduli Hukum (Ampuh) Sulawesi Tenggara (Sultra) menilai kebijakan yang di keluarkan oleh Walikota Kendari Zulkarnain Kadir., SE., ME. Dalam himbauanya memberi intruksi kepada masyarakat kota kendari untuk tetap Tinggal di Rumah mulai tanggal 10-12 April 2020 di nilai kontroversial.
Iksan Binsar, Ketua Bidang Sosial dan Pemerintahan, Ampuh Sultra, menilai bahwa kebijakan yang di keluarkan oleh walikota terkesan ‘terburu-buru’, Pasalnya informasi kebijakan tersebut tidak memiliki rentan waktu yang cukup Untuk masyarakat Kota Kendari dalam menyiapkan kebutuhan selama berada di rumah.
“Tentunya kami sangat mengapresiasi langkah beliau, namun yang kami sayangkan adalah himbauan itu sangat mendadak yang akhirnya justru membuat masyarakat kota Kendari ini menjadi panik, Itu terbukti pada tanggal 9/4/20 malam, hampir semua pasar dan super market bahkan mini market di padati oleh masyarakat. Ini akibat kepanikan yang di sebabkan oleh Pemkot kendari,” ujarnya, melalui media whatsapp.
Selain itu, iksan menambahkan bahwa seharusnya Pemerintah kota kendari dalam mengeluarkan kebijakan harus mampu melihat masalah baru yang hadir akibat kebijakan yang dikeluarkan.
Kebijakan ini begitu tidak Logis dalam pelaksanaanya, mengingat bahwa sebagian masyarakat kota Kendari haruslah keluar rumah agar bisa mendapatkan Uang guna memenuhi kebutuhannya dan keluarga.
“Sebenarnya kebijakan ini begitu baik dan benar, jika pemkot menyediakan Kebutuhan pangan masyarakat selama di rumah. Ini masih banyak yang tidak tersentuh bantuan tapi kebijakannya harus di taati oleh semua masyarakat. Kan Aneh. Melarang orang keluar rumah tapi tidak memenuhi kebutuhannya selama di rumah. Jadi kami sarankan kepada Pemkot kendari agar lebih melihat lagi rakyat kecil jika ingin membuat Kebijakan,” Tutupnya.
Laporan: Julianto
Editor: M. Sahrul