[responsivevoice_button rate=”1″ pitch=”1″ volume=”0.9″ voice=”Indonesian Female” buttontext=”Klick Bacakan Berita“]
Kendari, Rakyatpostonline.com – Badai berat menimpa bangsa Indonesia bahkan seluruh dunia. Serangan virus korona atau covid 19 yang tak kasat mata ini begitu cepatnya menyebar sehingga hampir seluruh Negara dibuat keteteran. Pemerintah Indonesia juga telah berupaya maksimal melakukan upaya dengan mengeluarkan kebijakan lintas sektor untuk kemudian melakukan upaya penanganan secara penuh, agar bisa terhindar dari serangan Virus Covid 19.
Sektor Ekonomi, menjadi salah satu sektor yang terus mengalami pelemahan. Sektor ini terus mengalami kemerosotan akibat melemahnya sektor sektor pendukung perekonomian Negara. Sementara dilain sisi Kebutuhan untuk segera melengkapi kebutuhan alat kesehatan dan pemberian perlindungan sosial bagi mereka yang terdampak kebijakan social distancing harus secepatnya terpenuhi.
Ketua umum Serikat Pekerja Tambang Nikel Indonesia (SPTNI), Provinsi Sulawesi Tenggara, Ahmad Zainul, S.Sos, kepada media ini membeberkan terkait keresahan tenaga kerja hari ini yang terus was was dengan masa depannya. Pasalnya, selama ini pengusaha nasional bergantung pada kuota ekspor.
“Terus terang kami juga meresahkan masa depan kami sebagai pekerja. Disektor sektor lain seperti industri dan perhotelan sudah banyak yang di rumah dan terkena PHK. Kalau sampai itu terjadi, maka akan sangat berdampak bagi kami. Apalagi banyak dari kami hari ini menyokong perekonomian keluarga maka tentunya harapan besar supaya tidak berdampak PHK,” Papar, Ahmad Zainul.
Maka Relaksasi Ekspor Ore nikel menjadi penting kemudian untuk di gulirkan Kepada Komisi 7 DPR RI, agar kestabilan ekonomi mendatang bisa kemudian terselamatkan dan ini menjadi PR kita bersama. Dengan harapan Menko Bidang Kemaritiman bapak Luhut Binsar Pandjaitan segera mendengarkan aspirasi pekerja dan para pengusaha nikel.
Saat ini kita minim opsi, sementara APBN harus disehatkan agar kita tidak bertumpuk semata-mata dari sumber Utang Negara. mengingat kondisi APBN semakin berat menanggung beban pengeluaran negara yang tidak berimbang dengan pemasukan Negara, pada akhirnya Negara akan mengalami defisit.
“Kami berkeyakinan jika pemerintah mampu melonggarkan ekspor, para ivestor akan berfikir bagaimana caranya agar mereka ikut memberikan kontribusi dalam perbaikan ekonomi Negara dalam menghadapi wabah Dan pasca wabah,” Tambahnya.
Maka dengan itu kami bisa tenang. Lanjut Zainul, Kami meminta kepada Kemenko kemaritiman dan investasi untuk kembali membuka keran ekspor seperti 2017 lalu. Kasian kami pak. Ekonomi sedang susah susahnya dan kami tetap merasa terancam kalau tidak ada upaya relaksasi ekspor kembali.
“Kami akan memperjuangkan persoalan ini. Bagi kami ini harga mati. Ini kehidupan kami yang harus terus di perbaiki tentunya bersama seluruh pengambil kebijakan. Konsolidasi bersama seluruh pekerja sedang kami bangun untuk menyuarakan hal ini bagaimanapun ini kepentingan kami bersama maka perjuangannya juga bersama,” Pungkasnya. (B)
Laporan: Julianto
Editor: Noldy