Penandatanganan Deklarasi Persaudaraan Oleh 10 Etnis, di Bumi Tuah Bepadan Lamtim

Bupati Lampung Timur, Zaiful Bokhari Menandatangani Deklarasi Persaudaraan 10 Etnis sebagai bentuk terciptanya kerukunan, harmonisasi kehidupan antar etnis di Kabupaten Lampung Timur. (Feru/Rakyatpostonline.com)

Lampung Timur, Rakyatpostonline.com – Dalam rangka merekatkan Bhinneka Tunggal Ika, sepuluh etnis yang ada di Kabupaten Lampung Timur, berkumpul bersama dalam gelaran Festival Kebangsaan Bumi Tuwah Bepadan. Acara tersebut berlangsung di Wisata Kali Jodoh Way Nibung, Kecamatan Gunung Pelindung, Sabtu (16/11).

Acara yang digelar oleh Pemerintah Lampung Timur melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik itu dihadiri Bupati, Zaiful Bokhari, Sekretaris Daerah, Syahrudin Putera, para staf ahli dan asisten, Kepala Inspektorat, M Noer Alsyarif, Ketua TP PKK, Putri Ernawati

Dalam laporannya sebagai ketua pelaksana, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Syahrul Syah menjelaskan, bahwa maksud dan tujuan digelarnya festival kebangsaan Bumei Tuwah Bepadan ialah untuk memberikan pemahan kepada seluruh komponen bangsa dan masyrakat Lampung Timur khususnya, bahwa NKRI memiliki ciri khas kebhinekaan, ras, suku, budaya dan agama serta bertekad untuk menjadi satu bangsa, satu tanah air, dan satu Bahasa Indonesia. Selain itu juga sebagai upaya membentuk keharmonisan hubungan antar etnis dalam rangka membangun persatuan dan kesatuan di NKRI khususnya di Lampung Timur.

“Melalui kegiatan ini kita ciptakan kerukunan, harmonisasi kehidupan antar etnis di Kabupaten Lampung Timur. Dalam kesempatan festival kebangsaan kali ini berasal dari 10 etnis yang ada di Kabupaten Lampung Timur yaitu etnis Lampung, Jawa, Batak, Sunda, Minang, Bugis, Palembang, Bali, Banten dan Tionghoa. Selain itu juga terdapat 1000 orang undangan yang berasal dari berbagai unsur,” ungkapnya.

Sementara Bupati, Zaiful Bokhari menyampaikan, melalui kegiatan tersebut ia berharap agar dapat tercipta kerukunan, harmonisasi kehidupan antar etnis di Kabupaten Lampung Timur.

“Dengan telah dilkakukannya ikrar antara etnis, maka ke depan seluruh etnis yang ada dapat bersatu untuk membangun Lampung Timur.
Tadi telah kita saksikan bersama bahwa semua etnis telah bersumpah baik secara adat keratuan melinting maupun dengan adat istiadat kita dan semua telah berikrar untuk bersatu bersama-sama membangun Lampung Timur ini kedepan lebih baik.

Oleh karena itu saya mengajak kita semua yakni seluruh saudara saudara saya yang tadi telah berikrar, mari kedepan kita rapatkan barisan jangan sampai tergoyahkan dan bahu membahu membangun Lampung Timur ini agar lebih baik dari tahun tahun yang lalu.

Yang lebih penting pada kesempatan ini saya mengajak kita semua marilah kita menjaga kerukunan, persatuan dan kesatuan jangan sampai kita terpecah belah oleh orang orang yang ingin memecah belah kita,” ungkapnya.

Diketahui, pada festival kebangsaan kali ini telah dilakukan prosesi pengukuhan angkat saudara serta pembacaan dan penandatanganan deklarasi persaudaraan oleh 10 etnis. Dalam kesempatan itu Zaiful Bokhari juga menerima gelar Pangeran Nato Negaro (Gelar Adat Dari Keratuan Melinting) dalam rangka diangkatnya ia sebagai saudara oleh Sultan Ratu Idil Muhamad Tihang Igama IV yakni H. Rizal Ismail, SE., MM.

Pada festival kebangsaan tersebut ditampilkan juga berbagai macam kesenian dari 10 etnis yang ada. Etnis Lampung sendiri menampilkan tari melinting dan tari bedana, Jawa yakni Kuda Lumping, Batak (Tari Tor Tor), Bugis (Tari Pakarena, Mappadendang), Palembang (Tari Pagar Pengantin), Minang (Silat Minangkabau, Tari Alang Babega), Sunda (Jaipong), Banten (Silat TTKDH), Bali (Tari Cendrawasih, Baleganjur), dan Tionghoa (Barongsai). (A)

Laporan: Feru Zabadi
Editor: M. Sahrul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *