Ketua Umum AWPI Himbau Wartawan Harus Netral di Pilkada dan Antisipasi Hoax

Hengki Ahmad Jazuli.

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Teks Berita“]
Jakarta, Rakyatpostonline.com – Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Wartawan Professional Indonesia (AWPI) Hengki Ahmad Jazuli, menghimbau kepada semua anggota Wartawan yang tergabung di Asosiasi AWPI di seluruh tanah air, agar kiranya tetap menjaga marwah nama organisasi dan kode etik jurnalis.

Hengki mengingatkan agar wartawan dan media harus bersikap netral dan antisipasi berita bohong (Hoax) dalam menulis pemberitaan saat pelaksanaan Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020. Hal itu sekaligus menegaskan apa yang di sampaikan oleh dewan pers.

“Sebagai wartawan maka dalam pilkada serentak harus netral dan tidak boleh memihak manapun dalam melaksanakan tugas profesi jurnalis, serta mengemas pemberitaan mengedepankan perimbangan informasi,” ujar, Hengki Ahmad Jazuli. Selasa, (13/10/2020).

Selain wartawan media cetak dan online juga harus bersikap sama. Khusus dalam menghadapi Pilkada serentak mendatang. AWPI Jelas tidak akan memihak kepada pasangan manapun.

“Sebagai media informasi dan kontrol sosial, wartawan juga berperan untuk mengedukasi masyarakat. Berita yang dihasilkan tetap harus mengacu pada Kode Etik Jurnalistik (KEJ) guna menghindari terjadinya penyebaran hoaks,” Terangnya.

Menurut Direktur media Haluanlampung.com ini bahwa wartawan tidak netral tentu akan bisa dilihat dari pemberitaan yang dilakukan, juga dengan media, dan yang utama peran pers sebagai pilar demokrasi keempat. Khususnya dalam gelaran pilkada serentak.

“Dunia tanpa wartawan itu bagaikan sayur tanpa garam, akan terasa hambar dan tidak ada artinya, bahkan sebuah media akan memberi warna disetiap pemerintahan,” jelas, Hengki.

Hoaks juga menjadi atensi karena sering terjadi jelang proses Pilkada. Mulai dari ujaran kebencian, hasutan hingga membawa kepada hal-hal negatif lainnya. Jadi, masyarakat harus tahu kriteria berita bohong, cara menangkal dan tidak ikut menyebarkannya.

“Mengingat seorang jurnalistik itu bersifat Netral tidak ada pilih kasih, laksanakan tugas dengan baik selalu mengedepankan azas kepentingan umum dari pada kepentingan person. Tujuannya agar masyarakat tidak terprovokasi isu sehingga pagelaran pesta demokrasi berlangsung aman,” Pungkas, Hengki Ahmad Jazuli. (*)


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *