Hina Profesi Wartawan, Kepala Kantor PP Maju Jaya di Adukan ke Polda Sultra

Lima Wartawan dari Media Online berbeda, adukan kepala kantor perusahaan perseorangan (PP) Maju Jaya ke Polda Sultra.

[responsivevoice_button rate=”1″ pitch=”1″ volume=”0.9″ voice=”Indonesian Female” buttontext=”Klick Bacakan Berita“]
Konawe Selatan, Rakyatpostonline.com – Sebanyak lima wartawan dari media online yang berbeda, membuat laporan Aduan dugaan pencemaran nama baik profesi wartawan di Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra). Minggu, (12/04/2020).

Lima Wartawan tersebut mengadu setelah melihat Status/story whatsapp Pihak terlapor atas nama Teo Wiranata Wijaya sebagai kepala kantor perusahaan perseorangan (PP) Maju Jaya yang bergerak di bidang penyosohan beras terletak di Desa Amoito Siama, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan.

Dalam status whatsapp tersebut, terdapat 5 photo Wartawan yang di bidik oleh Teo dengan Caption “Ngakunya Wartawan tapi LSM semua, ya biasa sekam lagi yang mau di goreng beritanya,” Bunyi Caption teo dalam status whatsapp nya.

Pembuangan Limbah Yang bersebrangan Pemukiman Warga desa sindang kasih. Nampak pihak kepala kantor PP Maju Jaya diduga lakukan pembiaran limbah hingga berserakan.

Padahal, sebelumnya Ke lima wartawan tersebut hanya ingin mengkonfirmasi atas keluhan masyarakat terhadap bau sekam (kulit padi) yang sudah lama berada ditepi lorong tersebut yang bersumber dari perusahaan.

Salah satu wartawan bernama Afdal menceritakan kronologi kejadian itu, sekitar pukul 11.30 WITA, bersama teman wartawan menemui masyarakat Desa Amoito Siama, dan masyarakat Sindang Kasih untuk meminta tanggapan terhadap penyimpangan sekam di sepanjang tepi jalan dan lorong yang dihasilkan perusahaan, dari hasil keterangan masyarakat yang dihimpun media, terdapat ada beberapa masyarakat yang pro dan kontra terhadap penyimpanan sekam tersebut di tepi jalan.

Seperti yang di ungkapkan salah satu masyarakat Sindang Kasih yang terdampak bau tak sedap berinisial EM mengaku sangat tidak senang atas penyimpanan sekam di tepi lorong, lalu kemudian menghasilkan aroma bau tidak sedap setiap melewati penyimpanan sekam tersebut.

“Kalau dampaknya memang kami sangat rasakan seperti aroma bau tidak sedap akibat dari penyimpanan sekam, sehingga kami meminta agar di tampung lebih jauh lagi jaraknya antara jalan,” Ungkap EM.

Hal senada juga ditambahkan oleh masyarakat sindang kasih lainya, berinisial WK, Bahwa ketika musim angin barat tiba dan berkenaan dengan kemarau, maka Ampas dari limbah pabrik tersebut sering bertebaran sehingga itu dapat mengganggu pernapasan.

“ya kalau udah masuk musim angin dari barat, biasa itu da bertebaran ke arah rumah saya, kadang juga tuh nutup pintu, kalau lagi keras angin. Masalahnya Ampasnya itu kalau da kena kulit kadang gatal juga dapat mengganggu pernapasan,” Ucap WK

Sementara itu, sebagian masyarakat lagi saat berupaya di konfirmasi mengaku beruntung atas adanya sekam tersebut sehingga menambah mata pencarian masyarakat.

PP. Maju jaya saat di temui dilorong penampungan sekam (kulit padi) melalui Mandor PP Maju Jaya, Indra mengatakan, bahwa sekam tersebut di simpan di beberapa titik di tepi jalan dan lorong berdasarkan permintaan masyarakat.

“Ya itu sesuai dengan permintaan masyarakat sendiri untuk di turunkan di titik-titik tersebut,” Ucap Indra.

Namun saat ditanya terkait apakah perusahan Maju Jaya memiliki gudang penampungan tersendiri, Indra sontak Engan menjawab pertanyaan tersebut.

“Bah ini lain lagi dari pembahasan, intinya sekam yang diturunkan tersebut sesuai permintaan masyarakat dan tidak ada hubungannya dengan perusahaan jika ada bau yang diakibatkan dari penyimpan sekam tersebut,” Ucap, Indra Dengan Nada Geram.

Setelah mendapatkan keterangan tersebut, kelima wartawan kemudian meninggalkan tempa. Ditengah perjalanan tiba-tiba masuk hasil screenshot dari sebuah status kepala kantor PP Maju Jaya bernama Theo Wiranata Wijaya yang mengatakan ” Ngakunya Wartawan, tapi LSM semua, ya biasa sekam lagi yg mw di goreng beritanya,”

Atas dasar itulah kemudian kelima wartawan melaporkan Theo Wiranata Wijaya di Mapolda Sultra, karena dinilai melecehkan nama baik profesi wartawan .

“Saat kami turun di lapangan kami semua menggunakan atribut dan tanda pengenal bahwa kami dari media, yang kedua bahwa kami dengan tegas membantah kepala kantor yang mengatakan kami bermaksud menggoreng berita, sementara kami bermaksud untuk konfirmasi agar hasil dari pemberitaan itu berimbang,” ungkap Ricky, salah satu wartawan Fokusberita.net. (*)

Laporan: Julianto
Editor: MS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *