Akibat Corona, Kisah Pilu Seorang Pemuda Kosebo Merasa Diperlakukan Diskriminasi

Erwin, Pemuda asal Desa Kosebo, Kecamatan Angata, Konawe Selatan. (Jul/Rakyatpostonline.com).

[responsivevoice_button rate=”1″ pitch=”0.8″ volume=”0.9″ voice=”Indonesian Male” buttontext=”Klick Bacakan Teks Berita“]
Konawe Selatan, Rakyatpostonline.com – Dengan adanya 1 (Satu) orang pasien positif Corona, Covid-19 di Desa Kosebo, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan, memicu penyebaran informasi yang berprespektif negatif di kalangan masyarakat Kosebo, pada Senin, 4 Mei 2020.

Bagaimana tidak, Salah seorang warga kosebo, bernama Erwin merasa miris dengan adanya sudut pandang masyarakat selain dari Desa Kosebo dan Desa Mataiwo yang melakukan tindakan diskriminatif di tengah wabah covid 19.

“Kami sebagai masyarakat Kosebo merasa sangat miris dengan adanya tindakan perlakuan diskriminatif ini, Bagaimana tidak! Jika kami kasian masyarakat Desa Kosebo dengan Desa Mataiwoi pergi belanja di salah satu tokoh sembako, karena itu kami yang dari kosebo sama mataiwoi harus di Semprot dulu, dan ini hanya berlaku sama masyarakat kosebo,” Ucap Erwin Moseka (Sapaan akrabnya red).

Lanjutnya ia mengungkapkan sisi kekecewaanya terhadap masyarakat yang berpandangan serba negatif di kampung mereka bahwa beredarnya kabar yang di sinyalir Hoax hinggap di telinga seluruh masyarakat bahwa pasien positif tersebut sudah meninggal dunia.

“Kami sangat kecewa dengan stigma berpikir masyarakat bahwa pasien positif asal kampung kami sudah di nyatakan meninggal, padahal belum. karena sampai saat ini pasien masih di rawat di RSUD Konsel,” Ucapnya dengan nada kecewa.

Kemudian, ungkapnya bahwa kabar kedua datang dari seorang insial SL yg datang membawa adiknya di puskesmas yang ada di kecamatan Angata. Begitu di tau dari desa kosebo pihak puskesmas tak mau melayani selama dua jam itu, adiknya di biarkan setelah pihak puskesmas datang menjumpai harus menggunakan APD yg lengkap itupun tidak di periksa hanya di berikan obat.

“Jujur saya ERWIN sebagai salah satu mahasiswa yang lahir di desa kosebo sangat kecewa dengan kabar-kabar yang begitu mengecewakan. Saya pikir ini terlalu keterlaluan, seharusnya kita saling menguatkan satu sama lain bukan dengan menjauhi memberikan informasi yg tidak benar,” Bebernya.

Harapanya bahwa, ia menghimbau kepada masyarakat agar jangan ada perlakuan tindakan diskriminatif kepada mereka, Karena mereka juga berhak mendapatkan perlakukan yabg sama, dan Pemerintah harus lebih memperhatikan wabah yang sedang melanda kampung mereka.

“Izin juga saya menyapa menginformasikan kepada pihak pemerintah provinsi bapak gubernur dan pihak pemerintah kabupaten bapak bupati untuk memikirkan wabah yang sedang melanda kampung kami menjadi garda terdepan untuk masyarakat di desa itu,” pungkasnya. (B)

Laporan: Julianto
Editor: Noldy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *