Hari Pangan Sedunia 2019: Indonesia Masih Banyak yang Mederita Kelaparan

Sebanyak 150 negara termasuk Indonesia salah satunya yang tergabung dalam Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO, berjuang mengatasi kelaparan dan menyosialisasikan tentang kebutuhan pangan yang aman, sehat, dan bergizi. Demikian disampaikan Prof. Dr. Ir. Ambar Rukmini, MP Wakil Rektor I Universitas Widya Mataram (UWM) pada Sabtu (29/10/2019). Hal itu disampaikan dalam merespon Hari Pangan Sedunia pada Rabu, 16 Oktober 2019 yang dilaksanakan pada tanggal 2 sampai 5 November 2019 di Angata, Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra).

“Mereka memperingati Hari Pangan Sedunia, yaitu hari aksi yang didedikasikan untuk mengatasi kelaparan secara global. Pada peringatan tersebut, orang-orang dari seluruh penjuru dunia bersatu untuk menyatakan komitmennya dalam memerangi kelaparan, ” kata Ambar.

Berdasarkan keterangan Ambar, tahun ini Hari Pangan Sedunia mengangkat tema Our Actions are Our Future; Healthy Diets for a Zero Hunger World; seruan tindakan lintas sektor untuk mewujudkan diet sehat dan berkelanjutan, terjangkau dan dapat diakses oleh semua orang.

Seruan tersebut juga mengajak semua orang untuk mulai berpikir tentang segala sesuatu yang akan dimakan.

“Indonesia yang terkenal akan kesuburan tanahnya, tersedia cukup makanan bagi semua penduduknya tetapi ternyata hampir satu milyar penduduk setiap malam tidur dalam keadaan lapar. Ketika kita makan, ingatlah untuk tidak menyisakan makanan. Satu butir nasi beratnya 0,02 gram. Jika penduduk Indonesia terbiasa menyisakan sebutir nasi setiap kali makan, berarti 250 juta butir terbuang setara dengan 5 juta gram, atau 5 ribu kg, atau 5 ton nasi terbuang.

Dengan kebiasaan makan sehari tiga kali, berarti sehari akan terbuang 15 ton, dan sebulan dapat mencapai 450 ton nasi terbuang. Dalam satu tahun akan mencapai 5.400 ton nasi atau setara dengan 2.571 ton beras (faktor konversi beras menjadi nasi adalah 2,1) yang terbuang per tahun. Belum lagi bahan pangan lainnya,” papar Dosen Fakultas Teknologi Pertanian UWM itu.

Menghentikan kebiasaan menyisakan makanan (food loss and food waste), lanjut Ambar, dapat mengurangi jumlah orang yang menderita kelaparan. Lima imbauan yang patut diperhatikan diantaranya: 1. Mengindari menumpuk makanan berlebihan, belilah sesuai kebutuhan; 2. Makan secukupnya; 3. Tidak pernah menyisakan atau membuang makanan tanpa alasan; 4. Makan hingga habis, bersih adalah perilaku terpuji; 5. Selalu ingat bahwa masih banyak orang yang menderita kelaparan.

“Melalui lima hal tersebut, kita dapat membantu Pemerintah dalam melaksanakan efisiensi penggunaan pangan, sehingga stok pangan dapat didistribusikan kepada masyarakat yang masih mengalami kelaparan. Kita tidak boleh menutup mata, bahwa di dunia ini dan secara khusus di Indonesia masih cukup banyak yang menderita kelaparan. Kita tidak boleh menafikan hal tersebut. Mari, kita hentikan kelaparan melalui kebiasaan makan yang sehat, aman, dan bergizi, agar kualitas bangsa selalu terjamin,” ajaknya.

Penulis: Rul/RP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *