[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Teks Berita“]
Konawe Utara, Rakyatpostonline.com – Bupati Konawe Utara (Konut) Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ruksamin mengajak petani konut untuk mengembangkan komoditi bernilai ekonomis tinggi tanaman nilam. Prospek budidaya dan industri minyak nilam ternyata sangat menjanjikan. Hanya saja para petani asal ‘Bumi Oheo’ belum banyak yang melirik untuk membudidayakan tanaman minyak Atsiri.
“Tanaman yang satu ini tergolong tanaman yang menggiurkan untuk menanamnya, lantaran tumbuhan ini bisa membawa keuntungan yang besar bagi petani konawe utara, terlebih tiap tetesan minyak yang dikeluarkannya selama proses penyaringan,” Ungkap, H. Ruksamin, usai panen perdana tanaman Nilam milik Kelompok Tani Masempo Dale, Desa Banggarema, Kecamatan Andowia belum lama ini.
Menurut mantan Ketua DPRD Konut itu, bagi yang dipadati kesibukan kegiatan dan lain sebagainya, cocok untuk menanam tanaman Nilam, sebab budidaya tanaman nilam bisa dibilang sangat mudah, perawatan tanaman nilam sendiri seperti menanam tanaman tropis lainnya.
“Saya sangat tahu hitungan-hitungan hasil Nilam, makanya saya tanam. Jadi orang yang sibuk itu bagus tanam Nilam. Seperti Aparatur Sipil Negara (ASN) atau punya kesibukan profesi. Peluangnya, tidak menyita waktu seperti tanaman yang butuh perawatan ekstra lainnya,” Terangnya.
Tanaman yang berasal dari Filipina yang memiliki tinggi sekitar 500 cm dan memiliki batang berupa kayu. Saat ini banyak peminat dari tanaman nilam, karena hasil budidayanya sangat menguntungkan. Tanaman nilam ini bisa dijadikan minyak yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, maka tidak heran jika permintaan pemesanan dari Minyak Nilam sendiri sudah sampai di luar negeri.
“Itung-itungan seperti Nilam ini setengah hektar saja sekali kita panen minimal kita bisa mendapatkan 20 Juta sekali panen dalam tiga bulan. Lebih tinggi seorang gaji petani yang punya setengah hektar tanaman Nilam, daripada gaji seorang Bupati tiap 3 bulan panen. Apalagi tanaman ini tidak butuh perlakuan khusus,” Imbuhnya.
Melihat peluang itu, H. Ruksamin akan mengkoordinasikan kepada Kepala Desa (Kades) se Konut. Pihak pemerintah daerah konawe utara optimis prospek budidaya Nilam tentu proses pengembangannya dibutuhkan tangki penyulingan, dan bakal dikembangkan melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
“Kalau sudah sampai 20 hektar, tentunya dalam pengembangannya membutuhkan tangki penyulingan yang bisa disukseskan melalui Bumdes. Artinya panen dulu, saya mau lihat kapasitas produksi berapa, jika itu berhasil kedepannya, Insa Allah saya akan siapkan bibit dan pupuk melalui Pemerintah Daerah (Pemda) Konawe Utara dengan mengajukan proposal bantuan,” Terang, H. Ruksamin.
Harapan saya kepada Kepala Desa (Kades) tanaman Nilam ini adalah salah satu yang akan kita kembangkan agar dapat membantu meringankan beban para petani di konawe utara. Lagi, pula, kata dia, komoditi perkebunan itu tidak memerlukan lahan yang luas. Selain itu, nilam juga dapat ditanam di bawah tanaman lainnya, dan sama sekali tidak menggangu bagi tanaman utama seperti pohon merica, kelapa, atau coklat dan lainnya.
“Dinas terkait khususnya Pertanian, Perkebunan dan Ketahanan Pangan, bisa bersinergi untuk mendorong dan memberikan motivasi masyarakat petani kita dalam kemajuan sektor pertanian dan perkebunan di Konut,” Harap Bupati Konawe Utara.
Selain menguntungkan bagi pelaku petani nilam, daun nilam memiliki banyak manfaat sebagai obat yang berfungsi untuk melancarkan pencernaan, mencegah penyakit jantung, obat diare serta dapat mengobati batuk. Kegunaan lain dari daun nilam adalah sebagai penghasil pestisida alami untuk membasmi hama, sebagai fungisida dan bakterisida untuk menghilangkan bercak pada tanaman padi serta dapat dijadikan sebagai bahan sayuran dan minuman segar. (**)