Konawe Utara, Rakyatpostonline.com – Pantai Taipa mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya di Kabupaten Konawe Utara (Konut).
Pantai Taipa merupakan tempat wisata yang menghadap ke Laut Banda. Pesona Pantai Taipa berupa hamparan pasir putih yang membentang luas, terletak di Desa Taipa.
Tak hanya menyuguhkan pemandangan laut, pantai Taipa juga menawarkan bukit bagi pengunjung yang berjiwa petualang.
Bahkan medannya yang sedikit curam juga bisa menguji adrenalin. Nah, dari ketinggian bukitnya, pengunjung bisa menyaksikan indahnya pesona alam bahari pantai Taipa.
Kepala Dinas Pariwisata Konut, Rias Aritman, kepada awak media mengungkapkan, Pantai Taipa merupakan salah satu dari objek yang dijuluki ‘segitiga berlian’.
Untuk menuju Pantai Taipa, wisatawan bisa menggunakan bantuan peta digital alias “Google Maps”. Dari ibu kota Provinsi Sultra, Kota Kendari, jarak menuju Pantai Taipa sekitar 65 km yang ditempuh kurang lebih 90 menit hingga 2 jam.
Wisatawan dapat mengunjugi Pantai Taipa dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Pantai Taipa menjadi salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi. Sebab, airnya jernih, tempatnya cukup nyaman serta pemandangannya yang indah membuat pengunjung nyaman.
Pantai ini juga menjadi salah satu kebanggaan masyarakat di daerah ini yang cukup terkenal dengan panorama alamnya yang indah, udaranya yang sejuk dan terhampar pasir putih yang sangat luas.
Angin sepoi-sepoi begitu terasa segar menerpa tubuh ketika pengunjung memasuki kawasan Pantai Tanjung Taipa, objek wisata primadona di Kabupaten Konawe Utara.
Hamparan pasir berwarna abu-abu yang diterjang hempasan ombak dan gelombang laut silih berganti menjadi pemandangan yang sangat menakjubkan ketika berada di kawasan pantai sepanjang kurang lebih tiga kilometer ini.
Masyarakat setempat menyebut gua itu sebagai gua kelelawar karena memang dihuni oleh spesies kelelawar. Jika berada di mulut gua tersebut, pengunjung akan mendengar dengan jelas suara-suara kelelawar dan satwa lain yang mendiami kawasan hutan di sekitarnya.
Hanya beberapa meter dari Gua Kelelawar terdapat Gua Tengkorak. Disebut Gua Tengkorak karena di dalam gua itu terdapat banyak tengkorak dan tulang-belulang manusia. Diduga, gua itu menjadi tempat tinggal manusia purba masa lampau.
Ketika berada di atas tebing itu, pengunjung dapat melihat dengan jelas aktivitas pengunjung pantai yang sedang mandi, berenang, dan bermain di sela-sela gelombang laut.
“Selain itu yang tidak kalah menariknya, di tempat ini setiap tahunnya terselenggara event festival perahu sebagai rangkaian pelaksanaan tradisi dari kebiasaan masyarakat nelayan,” tutup Kadis Pariwisata Konut. (**)