[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Teks Berita“]
Kendari, Rakyatpostonline.com –
Baru-baru ini, Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara dan berbagai lembaga, serta OKP beramai-ramai berkicau di media menolak kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing di salah satu Smelter ternaman yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Hingga hal tersebut timbul berbagai persoalan yang di nilai oleh beberapa Organisasi Kepemudaan (OKP), Aktivis, Akademisi, yang menilai Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) tidak konsisten dalam membuat pernyataan hingga akhirnya berbeda dengan kebijakan.
“Meskipun rencana kedatangan TKA tersebut merupakan kebijakan pemerintah pusat dan sudah melalui mekanisme protokol COVID-19, namun suasana kebatinan masyarakat di daerah belum ingin menerima kedatangan TKA,” kata Gubernur Sulawesi Tenggara. Dikutip dari Detik.com (29/4/2020)
Dalam kutipan lainnya, Gubernur Sultra, mulai melunak namun tetap menolak menunda datangnya 500 Tenaga kerja asing di Bumi Anoa dengan berbagai pertimbangan ANTARASULTRA Rabu, (6/5/2020).
Ali mazi mengklaim, kedatangan 500 TKA asal China yang akan mempercepat pembangunan smelter akan berdampak positif bagi kemajuan pembangunan di Sultra. Dampak yang paling cepat dirasakan adalah banyaknya tenaga kerja yang akan direkrut oleh kedua perusahaan tersebut.
Kordinator Pusat Garda Muda Haluoleo (GMH), Ahmad Zainul. S. Sos berharap ada Debat yang lebih terbuka terkait Relevansi masuknya 500 TKA dengan Kemajuan Daerah. Karena saat ini pihaknya masih benar benar tidak melihat Relevansi masuknya 500 TKA dengan kemajuan Daerah di tambah lagi WHO dan Lembaga-Lembaga kesehatan dunia masih mewarning seluruh Negara agar berhati hati dengan Pandemic Covid 19 serta kemungkinan semester kedua yang lebih parah. tentu hal ini benar benar telah melukai masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara dan konsituenya.
“Yah akhirnya berakhir seperti Drama Korea yang sebelumnya getol sekali menolak namun kini seperti tumbuh cinta Gubernur Sultra terhadap 500 TKA Asing asal negeri China. Melihat kondisi beberapa daerah di provinsi Sulawesi Tenggara yang kini hanya menyisahkan kurang lebih 5 kabupaten zona hijau dan putih Covid 19. Nampak nya kebijakan ini pasti melukai banyak Masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara,” ucapnya.
Gubernur Sulawesi Tenggara H. Ali Mazi. SH, telah menyetujui kedatangan 500 TKA Asing Negara China, lanjut zainal, melalui kesempatan ini Kordinator Pusat Garda Muda Haluoleo mengajak untuk debat terbuka, karena selaku anak muda yang baru belajar dan masih sementara belajar ilmu kepemimpinan dari beliau masih belum bisa memahami nalar berfikir bapak Gubernur Sulawesi Tenggara.
“Apa saja pertimbangannya. Apakah sudah ada kajian teknis, terkait Relevansi masuknya 500 TKA dengan kemajuan daerah. Berbicara tentang Daya Serap Tenaga maka perlu ada data apakah dengan hadirnya selama ini tenaga kerja asing memberikan laju sangat positif terhadap kemajuan daerah kita,” bebernya.
Ia siap menunjukan gambaran lapangan, bahwa datanganya TKA di Sultra tidak memberikan dampak signifikan untuk kemajuan Sultra.
“Inkonsistensi Bapak jelas menggambarkan bahwa ada hal yang perlu diskusikan terkait masuknya 500 TKA ini. Untuk itu kami mengajak Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara untuk mendiskusikan hal ini. Saya siap menunjukkan gambaran di Lapangan bahwa kedatangan tenaga kerja Asing serta investasi Smelter selama tidak memberikan laju signifikan pada kemajuan daerah. Semua ini Agar cita cita keadilan Sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia bisa di capai,” Tutupnya. **
Laporan: Julianto
Editor: MS