[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Teks Berita“]
Kendari, Rakyatpostonline.com – Tim Lembaga Penelitan dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Halu Oleo laksanakan pengabdian terhadap masyarakat dengan tema ‘Penyuluhan Penanggulangan Kelongsoran Lereng’.
Berdasarkan pantauan awak media, kegiatan tersebut berlangsung di Kelurahan Watu-Watu Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari Sulawesi Tenggara yang di hadiri oleh 5 orang aparat kelurahan dan 20 orang masyarakat umum, dengan total jumlah peserta sekitar 25 orang.
Sulha, ST., M.Eng, memaparkan bahwa target penyuluhan tersebut guna untuk memberi edukasi kepada masyarakat perihal cara menyikapi kondisi wilayah yang berpotensi longsor.
“kondisi permukiman terhadap lokasi wilayah yang berpotensi longsor dan masyarakat belum mengetahui status kerentanan longsor wilayah pemukiman mereka, kemudian pemanfaatan lahan belum efektif dan pengendalian drainase resapan air permukaan. Oleh karena itu, salah satu solusi penyelesaian masalah tersebut adalah penyuluhan kepada masyarakat terkait status kerentanan longsor pada wilayah pemukiman, gejala umum tanah longsor, penyebab terjadinya tanah longsor dan penanggulangan pra bencana tanah longsor,” Ucapnya, Jumat (24/11)
Selain itu, ia memaparkan bahwa di wilayah jalan amarilis terdapat titik yang memiliki potensi longsor dan saluran drainase yang kurang terawat mengakibatkan terhambatnya oleh endapan hasil erosi sehingga perlunya alternatif untuk perkuatan lereng untuk memperoleh metode penganganan yang efektif.
“Tepatnya pada Jalan Amarilis Kota Kendari, di mana wilayah tersebut terdapat titik yang memiliki potensi longsor. Keadaan penampang melintang lahan adalah cukup curam. Jenis lapisan permukaan tanah berupa lempung-lanau kepasiran. Saluran drainase permukaan kurang berfungsi dan tidak terawat dengan baik, sehingga kelancaran jalannya air terhambat oleh endapan-endapan hasil erosi. Aktivitas manusia pada lokasi ini banyak mempengaruhi stabilitas lereng berupa arus lalulintas dan pemukiman. Pada lokasi pemukiman warga tersebut merupakan area terjal sehingga perlu dilakukan alternatif untuk perkuatan lereng untuk memperoleh metode penganganan yang efektif,” bebernya.
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Tim PKM Vokasi UHO
1. Penyelesaian Masalah.
Penentuan status kerentanan lereng dibutuhkan untuk mengetahui kondisi kestabilan lereng, solusi pencegahan dan penanaganan kelongsoran pada lereng. Ukuran kestabilan lereng diketahui dengan menghitung besarnya faktor aman. Oleh karena itu, salah satu solusi penyelesaian masalah tersebut adalah penyuluhan kepada masyarakat Kelurahan Watu-Watu Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari sehingga mereka mengetahui status kestabilan lereng eksisting berdasarkan nilai safety factor lereng dan bagaimana menentukan metode penanganan yang efektif.
2. Konsep Digunakan Mengatasi Masalah.
Untuk memberi hasil yang maksimal dalam pemahaman kepada masyarakat akan status kerentanan kelongsoran lereng, perlu dilakukan sosialisasi pra bencana tentang pemahaman, jenis tanah longsor, gejala umum tanah longsor, faktor penyebab tanah longsor dan metode penanggulangannya. Media sosialisai dapat berupa poster, gambar dan video. Pada saat pelaksanaan penyuluhan, masyarakat peserta penyuluhan langsung memperoleh informasi status kerentanan wilayah mereka sehingga timbul kesadaran dan motivasi dalam melaksanakan metode penanggulangan dan pencegahan kelongsoran tanah yang direkomendasikan dalam proses penyuluhan.
3. Mitra Program Pegabdian.
Keterlibatan masyarakat akan sangat membantu pelaksanaan dari kegiatan pengabdian ini, dimana mereka akan menrima informasi langsung dari hasil pembelajaran yang diberikan. Masyarakat akan didampingi oleh tim penyuluh hingga mereka betul-betul memahami cara pencegahan dan penanggulangan kelongsoran lereng, sehingga target kegiatan penyuluhan dapat memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat.
4. Justifikasi Pengusul Bersama Mitra.
Permasalahan kelongsoran lereng merupakan masalah yang sering terjadi. Pergerakan tanah ini terjadi karena perubahan keseimbangan daya dukung tanah dan akan berhenti setelah mencapai keseimbangan yang baru yang disebut dengan stabilitas lereng. Intensitas longsor dengan nilai faktor aman SF<1,07 mengindikasikan bahwa longsor sering terjadi, sedangkan 1,07≤SF≤1,25 longsor pernah terjadi (kritis), dan SF>1,25 longsor jarang terjadi dan relatif stabil, olehnya itu maka penyuluhan ini melibatkan beberapa tim penyuluh dari beberapa disiplin ilmu dan keahlian, khususnya keahlian bidang baik ahli manajemen, geoteknik, elektro, dan struktur. (**)