Kades Tolihe Bantah Tudingan Dirinya Soal Dugaan Pemotongan BLT-DD

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Teks Berita“]
Konawe Selatan, Rakyatpostonline.com |
Kepala Desa Tolihe, Waminarsi membantah tudingan yang dialamatkan kepada dirinya terkait dugaan pemotongan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) yang dilansir disalasatu media online menyorot Kepala Desa Tolihe, Kecamatan Baito, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra).

Disoal dugaan pemotongan dana bantuan langsung tunai, Waminarsi mengatakan, tidak ada yang dikatakan pemotongan bantuan covid-19 itu, terlebih pihaknya sangat berhati-hati menyerahkan kepada penerima manfaat, sebab bantuan tersebut sangat dibutuhkan disaat kondisi pandemi saat ini.

“Itu tidak benar, dan saya selaku kades merasa tidak pernah memotong dana BLT DD. Jadi dugaan yang dilayangkan kepada saya, tidak mendasar, itu hanya opini orang yang tidak pro. Motivasinya untuk mencarikan kesalahan kami,” Ungkap, Waminarsi, di sela-sela kegiatan Musdes, Rabu, (9/09/2020).

Lebih lanjut, Waminarsi menerangkan perlu diketahui pada saat penyerahan Bantuan langsung Tunai Dana Desa tersebut disaksikan oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas, Camat Baito dan seluruh tokoh masyarakat beserta BPD maupun perangkat desa hadir pada saat penyerahan BLT DD.

“Jadi yang diduga pemotongan itu adalah dana sumbangan Masjid di desa tolihe. Perlu diluruskan, bukan pemotongan tetapi sumbangan sukarela dari masyarakat, dan dana itu untuk pembangunan Masjid. Sebab sumbangan ini sudah di musyawarahkan melalui rapat pemdes tolihe bersama panitia Masjid dan disaksikan oleh bhabinsa, bhabinkamtibmas desa tolihe serta dihadiri oleh pihak pemerintah kecamatan baito,” Jelasnya.

Pemerintah desa tolihe telah menyalurkan tahapan dana BLT DD ke masyarakat penerima manfaat, kini pihaknya telah kembali menyerahkan senilai Rp 600.000, (enam ratus ribu rupiah) untuk penyaluran dua bulan terakhir.

Adapun yang telah dipublikasikan di media, bahwa kades tolihe diduga memangkas dana BLT-DD senilai Rp 100.000, Waminarsi berharap jangan  disalah artikan, masyarakat menyumbang ke Masjid dan bukan pemotongan tetapi sumbangan suka rela, tanpa ada paksaan. Ia membeberkan bukan saja pihak penerima BLT DD yang diberlakukan, namun semua masyarakat

“Jadi Masyarakat langsung yang membawakan dananya menyumbang ke Masjid secara suka rela, dan bukan kami potong. Sumbangannya bervariasi, ada yang Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, bahkan ada pula sebagai penerima BLT DD tidak menyumbang. Jadi kita tidak ada unsur paksaan. Adapun sumbangan itu mereka langsung berhubungan dengan panitia masjid,” Pungkas, Waminarsi .

Ditempat yang sama sekdes tolihe, Risal membenarkan tidak ada pemotongan, semata-mata sumbangan masjid yang saat ini butuh perehapan.

“Bahkan ada yang tidak menyumbang, sebab ini tidak dipaksakan sesuai ke ikhlasan masing-masing,” Ucap, Risal.

Disela kegiatan Musrembang Desa (Musdes) Ketua BPD Tolihe, Halilintar membenarkan bahwa ada salah satu media mempublikasi desa tolihe diduga melakukan pemotongan dana BLT DD kepada masyarakat senilai Rp 100 ribu.

“Bu kades tidak menerima dana yang dimaksud, tetapi dikelola langsung oleh panitia masjid untuk digunakan perbaikan, ini adalah sifatnya sumbangan sukarela yang tidak dipatok dan tidak dipaksakan,” Ucap, Halilintar.

Selaku Ketua BPD, Halilintar meluruskan apa yang telah diinformasikan hingga dipublikasi, kiranya dapat diklarifikasi ulang agar akurasi perimbangan informasi dapat tertuang secara objektif.

“Saya kemarin sempat mau hadir waktu datang teman-teman dari media dan LSM untuk memberikan klarifikasi, tetapi saya tiba mereka sudah pada pulang. Jadi saya tidak sempat ketemu mereka,” Jelas, Ketua BPD, Halilintar.

Kopda Nurdiyanto selaku Babinsa Tolihe saat diklarifikasi media ini terkait dugaan pemotongan BLT-DD kepada masyarakat penerima desa tolihe, pihaknya menegaskan, dana yang diberikan merupakan sumbangan pembangunan rumah ibadah.

“Saya hadir pada saat penyaluran BLT-DD  bersama bhabinkamtibmas Tolihe. Jadi bisa kita juga konfirmasi ke pak bhabinkabtimas,” Ungkapnya.

Bhabinkamtibmas Desa Tolihe, Bripka Made Sudanta juga menerangkan, bahwa hal ini sudah dirapatkan dan telah dimusyawarahkan terkait sumbangan rehab pembangunan masjid, dan sudah disepakati bersama oleh masyarakat.

“Sumbangan itu sudah disepakati secara mufakat, bersama masyarakat desa tolihe dan unsur lainnya,” Paparnya.

Salah satu tokoh masyarakat tolihe, Duhaimin yang juga selaku pengurus Masjid Al. Hairad mengatakan, dana yang dimaksud langsung diserahkan masyarakat ke panitia Masjid.

“Jadi bukan kepala desa yang diberikan dana sumbangannya, tetapi masyarakat langsung serahkan ke pengurus masjid melalui bendahara pengurus masjid. Jadi Sumbangan itu bervariasi ada Rp 100 ribu, ada juga Rp 50 ribu, dan bahkan ada juga masyarakat tidak menyumbang sama sekali yang menerima BLT-DD,” Tutup, Duhaimin. (*TIM)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *