Anggaran KONI Koltim Belum Cair, Atlet Terancam Ikuti Porprov Sultra Secara Swadaya

Ketgam: ketua PBSI Kolaka Timur Alwi


Kolaka Timur, Rakyatpostonline.Com – Seluruh atlet dari berbagai cabang olahraga (Cabor) di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), terancam mengikuti Porprov Sultra 2022 secara swadaya.

Harapan kontingen dibawah naungan KONI Koltim ini kemungkinan bakal pupus, dipicu isu penunjukan karteker sehingga berdampak pada anggaran KONI yang saat ini belum dicairkan.

Kondisi ini menuai tanggapan dari Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Persatuan Badminton Seluruh Indonesia (PBSI) Kabupaten Koltim, Alwi.

Kepada awak media, Sabtu (5/11/2022), mengatakan, surat keputusan penunjukan karteker di Koltim, tidak sesuai dengan mekanisme Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) KONI.

Menurutnya, turunnya karteker hanya terjadi jika kepengurusan KONI di suatu daerah mengalami kekosongan, sembari menunggu persiapan untuk mengadakan musyawarah.

“Karteker dan pelaksana tugas memiliki hal berbeda, karena pelaksana tugas KONI yang sudah terbentuk namun ketua tersebut tidak menjalankan tugas selama 6 bulan berturut-turut sehingga bisa dilakukan pergantian,” jelasnya.

Alwi juga mengungkapkan, adanya karteker ini hanya membingungkan seluruh pengurus di Koltim, karena tidak mungkin terjadi pencairan anggaran persiapan pada masing-masing Cabor yang diperlombakan.

Dijelaskan, dalam AD sudah jelas di poin 3 huruf a pasal 28, dimana ketua karteker tidak dapat mengambil langkah strategis berdampak pada pertanggungjawaban anggaran negara yang sudah jelas, sehingga tidak ada anggaran bisa dicairkan.

Jika Ketua Karteker KONI yang diakui oleh Pemkab Koltim, maka dirinya berasumsi bahwa pelaksanaan Porprov yang akan dilaksanakan di Kota Bau-bau dan Buton akan dibiayai Ketua Karteker dengan biaya pribadi, karena menurutnya sudah tidak ada jalan lagi untuk menggunakan dana kabupaten.

Semestinya kata dia, Plt Bupati Koltim sebagai pembina olahraga tertinggi, harus menekankan kepada sektor yang membidangi KONI yakni Dispora untuk menyatakan sikap, terkait apa yang harus dilakukan.

Hal tersebut sangat penting dilakukan, mengingat banyaknya atlet berprestasi di Koltim, mendapatkan tawaran untuk bermain di kabupaten lain.

Ditegaskan Alwi, jika dalam minggu ini tidak ada kejelasan, selaku ketua PBSI akan melakukan rapat internal, nantinya keputusannya ada dua pilihan. Pertama, pihaknya akan berangkat ke kota bau-bau secara swadaya.

“Kami merasa takut jika menggunakan anggaran yang akan berdampak secara hukum kedepannya jika KONI hasil Musda tidak diakui,” bebernya.

Pilihan kedua, Pengurus PBSI Koltim akan mengundurkan diri karena tidak mungkin pihaknya mengorbankan para atlet yang telah dipersiapkan.

Sementara itu, Ketua Harian Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSSI) Kabupaten Koltim, La Ode Riadi menjelaskan, Cabor silat dijadwalkan tanggal 22 akan dipertandingkan, namun tanggal 21 November 2022 sudah dilakukan penimbangan atlet.

“Secara otomatis paling lambat atlet silat sudah harus berangkat tanggal 19 November 2022,” katanya.

Diungkapkan, saat ini Cabor silat masih menggunakan anggaran secara swadaya, karena dari KONI belum ada kejelasan, sehingga terkait perlengkapan kostum dari IPSSI belum ada.

Atlet pencak silat Kabupaten Koltim yang akan bertanding pada Porprov Sultra saat ini berjumlah 17 orang itu, belum termasuk official dan pelatih.

“Saat ini kami masih menggunakan perlengkapan dari masing-masing perguruan yang kami pinjam, kalau untuk membeli kostum atlet silat, saat ini Cabor silat belum mampu karena anggaran belum ada,” terang La Ode Riadi


Laporan : Asrianto D

Editor : Wal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *