Pembenahan Jembatan Asera Penghubung Trans Sulawesi, 5 Hari Kerja Kembali Normal

(Kiri Kekanan). Kepala Desa Longeo, PPK BPJN XXI Kendari Wilayah Konut, Dapis, Kapolsek Asera, AKP. Andi Agusfian. P, Kanit Lantas Polsek Asera, IPTU. Saftu Dirman, Camat Asera, Ati. (M.Sahrul/Rakyatpostonline.com)

Konawe Utara, Rakyatpostonline.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya memulihkan akses jalan penghubung yang sempat terputus akibat banjir di Sulawesi Tenggara.

Bhabinkamtibmas Asera, Bripka. Adiyanto, PPK BPJN XXI Kendari Wilayah Konawe Utara, Dapis dan Provos Polsek Asera, Bripka. Obri (M. Sahrul/Rakyatpostonline.com)

Akses jalan dari Kabupaten Konawe Utara (Konut) di Sulawesi Tenggara (Sultra) menuju Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), telah dilakukan pembenahan kembali jembatan Bailey setelah perbaikan sementara Jembatan Asera yang berada di Kecamatan Asera, Konut, kembali rusak.

Penutupan itu disampaikan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Wilayah Konawe Utara, Dapis, dilayangkan kepada Bupati Konawe Utara, Ruksamin, melalui surat pemberitahuan pada tanggal 23 September 2019.

Saat dikonfirmasi Rakyatpostonline.com dilokasi pekerjaan jembatan Bailey, Dapis, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Wilayah Konawe Utara, mengatakan pihaknya bergerak cepat menangani persoalan tersebut dengan membangun kembali jembatan yang rusak agar jalur transportasi darat antar provinsi itu bisa kembali normal.

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) melaksanakan pemasangan jembatan Bailey. (M.Sahrul/Rakyatpostonline.com)

Peristiwa amblasnya jembatan penghubung antarprovinsi tersebut, membuat masyarakat di Kecamatan Asera, Oheo, Landawe, Langgikima, Andowia, dan Wiwirano terisolasi.

“Kami mulai tutup pada Rabu (25/9/2019). Keputusan penutupan jembatan tersebut karena mempertimbangkan kondisinya yang sudah mulai rusak, sebab kerusakan jembatan pertama yang kami buat rusak, diakibatkan bobot melebihi kapasitas 8 Ton keatas, sebab daya jembatan sementara ini hanya mampu kapasitan 8 Ton, toh kalau lewat dari itu akan hancur kembali,” Ungkapnya Dapis.

Dapis, meminta agar masyarakat sekitar, maupun pengguna kendaraan roda empat kiranya dapat bekerja sama menjaga jembatan tersebut.

“Kami tetap mengupayakan pemasangan katrol untuk menjangkau penyelesaian jembatan Bailey membutuhkan 5 hari kerja, sudah bisa normal digunakan pengguna jalan lintas Sultra – Sulteng dan semoga tidak ada kendala lagi, dan kiranya sekali lagi kita sama sama menjaga jembatan Bailey, sebab Jembatan Keberadaannya sangat vital. Saya harap dari pihak perhubungan dan TNI/Polri bisa bersama mengawasinya,” Imbuhnya.

Rahmatullah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Konawe Utara. (M. Sahrul/Rakyatpostonline.com)

Ditemui ditempat berbeda, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe Utara, Rahmatullah, menjelaskan kondisi air di sungai kala itu naik drastis sampai 10 meter hingga air masuk ke badan jembatan beberapa bulan lalu menjebol jembatan. Sehingga dampaknya bangunan penyangga jembatan sepanjang 5 meter jebol.

“Kami sudah bakal turunkan Katamaran (Perahu) dari pihak pemerintah kabupaten konawe utara, namun kondisi air sudah dangkal, sehingga mesin katamaran akan kandas didasar sungai, pasalnya jangka waktu pemasangan sesuai dengan komunikasi kami dengan pihak PPK BPJN XXI Kendari, Wilayah Konut, Pak Dapis, hanya membutuhkan lima hari kerja sudah dapat digunakan, sebab hari minggu kemarin sudah mulai dilakukan pekerjaan, berarti hari kamis sudah normal dapat digunakan pengendara jalan,” Ungkap Rahmatullah.(*Red)

(Rakyatpostonline.com/Muh. Sahrul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *