Konawe Utara, Rakyatpostonline.com – Geliat pembangunan yang terus bergulir di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Desa Waworaha, Kecamatan Lasolo, tampil sebagai salah satu contoh desa yang mampu mengelola potensi dan sumber daya dengan arah yang jelas dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Dibawa kepemimpinan Kepala Desa Ijawati, Waworaha menapaki tahun 2025 dengan semangat baru, membangun dari desa, dengan hati dan tanggung jawab.
Ditangannya, setiap rupiah dari dana desa diubah menjadi energi perubahan yang nyata, bukan hanya pada fisik desa, tetapi juga pada tatanan sosial dan ekonomi warganya.
Salah satu langkah penting yang menjadi fondasi program sosial desa adalah penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) kepada 18 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Bantuan ini disalurkan secara penuh untuk periode Januari hingga Desember 2025, menjadi bukti kehadiran pemerintah desa di tengah masyarakat yang masih berjuang menghadapi tekanan ekonomi.
“Program BLT-DD ini bukan sekadar bantuan, tapi bentuk perhatian dan tanggung jawab kami agar warga yang membutuhkan bisa tetap bertahan dan berdaya,” tutur Kades Ijawati saat ditemui di ruang kerjanya.
Di balik angka dan data, terdapat kisah manusia, para penerima manfaat yang kini bisa sedikit lebih tenang menghadapi kebutuhan harian, ibu rumah tangga yang mampu membeli bahan pokok untuk keluarganya, serta lansia yang tak lagi khawatir untuk bertahan hidup.
Menekan Stunting, Merawat Generasi Masa Depan

Kesadaran akan pentingnya kualitas generasi masa depan menjadi perhatian serius Pemerintah Desa Waworaha.
Melalui program penanganan stunting dan peningkatan gizi balita serta ibu hamil, desa mengalokasikan anggaran khusus untuk penyediaan 100 rak telur, 50 kilogram kacang hijau, dan susu bergizi bagi balita dan ibu hamil.
Selain itu, pemerintah desa juga memperkuat pelayanan dasar dengan menyediakan alat kesehatan dan memberi insentif kepada sembilan kader kesehatan yang menjadi garda terdepan pelayanan masyarakat.
“Kami percaya, membangun desa berarti menjaga masa depan anak-anaknya. Kesehatan ibu dan anak menjadi prioritas utama agar generasi mendatang tumbuh kuat, cerdas, dan sehat,” ujar Ijawati tegas namun penuh empati.
Langkah sederhana, namun dampaknya besar. Kini, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi mulai meningkat.
Pemeriksaan rutin di posyandu tak lagi sepi, dan kader-kader desa pun semakin aktif mendampingi keluarga yang membutuhkan perhatian lebih.
Membangun Drainase hingga Ketahanan Pangan

Tak hanya fokus pada aspek sosial, Desa Waworaha juga memperhatikan pembangunan fisik yang menunjang kehidupan masyarakat.
Pembangunan drainase sepanjang 150 meter telah tuntas dengan hasil memuaskan. Infrastruktur sederhana itu kini menjadi solusi nyata untuk mengatasi genangan air yang kerap mengganggu permukiman warga saat musim hujan tiba.
Di bidang pertanian, desa menyalurkan 2 ton pupuk bagi para petani setempat sebagai bagian dari program ketahanan pangan.
Langkah ini tidak hanya membantu petani meningkatkan produktivitas, tapi juga menjadi simbol keberpihakan desa terhadap sektor yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat.
“Pertanian adalah napas kehidupan bagi warga Waworaha. Kami ingin memastikan mereka mendapat dukungan agar bisa terus menanam, memanen, dan menafkahi keluarga dengan hasil yang layak,” ucap Ijawati.
BUMDes dan Wirausaha, dari Bantuan Menuju Kemandirian

Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Waworaha mendorong penguatan ekonomi lokal dengan meluncurkan program ketahanan pangan berbasis peternakan ayam potong.
Program ini tak berhenti di penyaluran bantuan saja, melainkan dilanjutkan dengan pelatihan pengelolaan hasil ternak dan wirausaha bagi warga yang berminat mengembangkan usaha rumahan.
Pendekatan ini menunjukkan arah pembangunan yang visioner: bantuan sebagai pintu, bukan tujuan. Pemerintah desa ingin masyarakat tidak sekadar menerima, tetapi mampu berdiri di atas kaki sendiri.
“Kami ingin masyarakat Waworaha tidak hanya menunggu bantuan. Kami ingin mereka belajar, berkembang, dan pada akhirnya mampu mandiri,” ujar Ijawati dengan nada optimistis.
Kolaborasi dan Kepercayaan, Kunci Pembangunan yang Berkelanjutan

Kesuksesan pembangunan di Desa Waworaha tidak lahir dari kerja individu, melainkan hasil sinergi antara pemerintah desa, kader, dan masyarakat.
Transparansi dan partisipasi publik menjadi landasan utama yang terus dijaga, agar setiap kebijakan dan anggaran benar-benar menyentuh kebutuhan warga.
“Semua ini tidak akan terwujud tanpa kerja sama yang kuat. Kami hanya mengarahkan, tapi masyarakatlah yang menjadi penggeraknya,” kata Ijawati menutup pembicaraan.
Kini, wajah Waworaha perlahan berubah. Bukan hanya karena infrastruktur baru yang berdiri, tapi karena semangat gotong royong dan kepercayaan yang tumbuh di tengah masyarakat.
Desa ini menjadi bukti bahwa kemajuan bukanlah perkara besar kecilnya dana, melainkan ketulusan dalam mengelolanya.
Dari tangan kreatif dan hati yang peduli, Waworaha meneguhkan diri sebagai desa yang tangguh, sehat, dan produktif, sejalan dengan visi Kabupaten Konawe Utara yang berdaya saing melalui pembangunan desa berkelanjutan. (**)
Laporan: Syaifuddin
























