Konawe Utara, Rakyatpostonline.com – Kawasan perkantoran Bupati Konawe Utara (Konut), kini makin layak disebut sebagai sirkuit hidup jalan raya, setelah Ikatan Motor Indonesia (IMI) Konut memulai penataan fisik Sirkuit Twin Ring Konasara, sebagai Latihan Balap Resmi Terbuka yang digelar rutin setiap Sabtu-Minggu.
“Ini bukan balapan liar. Ini latihan resmi. Bukan cari ugal-ugalan, tapi cari juara,” celetuk salah satu panitia, sambil menurunkan ban bekas dari truk, Minggu (20/07/2025).
Ketua IMI Konawe Utara, Andi Irawan Labuku, S.H., memastikan bahwa pengamanan lintasan menjadi standar mutlak, bukan sekadar formalitas.
“Sebanyak 600 buah Ban bekas sebagai pengaman arena sudah kami datang dari Kendari ke Konut, menggunakan Mobil Puso, dan sudah sampai di wanggudu. Keselamatan peserta adalah prioritas. Kami siapkan barrier, ban, serta pembatas lintasan sesuai prosedur agar latihan maupun event nanti bisa berlangsung tertib dan profesional,” tegasnya.
Jangan bayangkan sembarang jalan yang ditempeli kerucut. Twin Ring Konasara mulai ditata sebagai sirkuit semi permanen yang punya standar, bukan cuma untuk show off, tapi untuk melahirkan bibit prestasi balap yang selama ini hanya bisa ‘mengaspal’ di status WhatsApp.
Latihan terbuka ini digelar setiap akhir pekan, dan diperuntukkan bagi seluruh raider lokal Sulawesi Tenggara, Terkhusus raider Konawe Utara. Ini adalah pemanasan resmi menuju Open Turnamen Road Race Konawe Utara 2025.
Bagi IMI Konut, ini bukan hanya soal kebut-kebutan di jalan lurus. Ini adalah panggung awal untuk melatih disiplin, ketepatan, dan kesabaran yang sering kali lebih penting daripada kecepatan.
“Kalau bisa cepat tapi tak sabar, ya jatuh. Dunia balap itu bukan soal gas saja, tapi juga rem, fokus, dan tanggung jawab,” kata Andi Irawan, bijak namun tetap berjiwa muda.
Langkah ini juga menjadi contoh keberanian IMI Konut dalam membaca peluang dari ruang-ruang publik. Di tempat lain, jalan kantor adalah zona steril. Tapi di Konawe Utara, jalan kantor berubah jadi jalur prestasi.
Twin Ring Konasara bukan sekadar aspal panas di bawah matahari, tapi juga menjadi simbol bahwa pemuda Konut bisa bersaing bukan hanya di tambang dan ladang, tapi juga di lintasan balap Nasional kelak.
Tak heran, banyak warga menyambut ide ini dengan harapan. Beberapa bahkan mengusulkan agar disiapkan warung pinggir lintasan, karena sudah pasti akan ramai setiap akhir pekan.
“Dari Ban Bekas ke Peluang Emas. Dari kantor ke sirkuit. Dari Hobi ke Prestasi”.
IMI Konawe Utara membuktikan bahwa membangun ekosistem olahraga otomotif tak harus menunggu dana besar atau stadion mewah. Cukup dengan komitmen, aspal yang ada pun bisa jadi arena menuju masa depan.
Twin Ring Konasara bukan hanya tempat balap. Ia adalah jalan baru menuju generasi pemuda yang terlatih, disiplin, dan siap pacu mimpi tanpa tabrak aturan. (**)
Laporan : Muh. Sahrul