Kelurahan Wanggudu Olah Lahan, dari Semak ke Sambal, Demi Ketahanan Pangan

Lurah Wanggudu, Hasanuddin, S.Si., bersama Aparatur bersihkan lahan lokasi penanaman Cabai, Jum'at (18/07/2025).

Konawe Utara, Rakyatpostonline.com – Suasana di Kelurahan Wanggudu, Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara (Konut), terasa berbeda dari biasanya. Bukan karena libur panjang atau pasar dadakan, tapi karena semangat gotong royong meletup dari tanah yang selama ini diam.

Pemerintah Kelurahan bersama puluhan aparat dan masyarakat turun tangan, bukan untuk demo, tapi buka lahan!. Lahan seluas 18 are yang sebelumnya tergolong “lahan rebahan” alias non-produktif, kini disulap jadi kebun masa depan untuk penanaman cabai.

Mengikuti perintah Bupati Konawe Utara H. Ikbar, S.H., M.H. dan Wakil Bupati H. Abuhaera, S.Sos., M.Si. sebagai bagian dari Gerakan Tanam Cabai Serentak Se-Sulawesi Tenggara.

Lurah Wanggudu, Hasanuddin, S.Si., dengan wajah semangat dan celana lapangan yang sudah kena noda tanah, berbungkus dengan topi ala pekebun, menyatakan dengan lugas Siap Sukseskan Program Masa Depan.

Baca Juga :  Jelang Road Race 2025, IMI Konut Benahi Twin Ring Konasara

“Kami di Wanggudu siap mengeksekusi perintah pimpinan! Ini bukan hanya soal tanam cabai, tapi soal ketahanan pangan dan dapur yang tidak galau saat harga cabai menari-nari di pasar,” kata Hasanuddin, sembari mengangkat lahan gambut yang sudah tercacah lebur karena terkena mesin pemotong.

Dari Lahan Kosong ke Ladang Harapan, langkah ini bukan iseng atau ikut-ikutan. Dengan menyulap lahan tidur menjadi produktif, Wanggudu mengirim pesan kuat, kalau tanah bisa digarap, maka harapan bisa ditanam. Apalagi di tengah isu inflasi yang bisa bikin ibu-ibu lebih sensitif dari biasanya.

“Harga cabai bisa naik seperti harga saham, tapi kalau kita punya sendiri di halaman, dilahan masyarakat dari pemerintah, kita tenang. Mau bikin sambal, tinggal petik, bukan tarik napas lihat harga di pasar,” canda salah satu warga saat ikut cangkul-cangkulan bersama lurah.

Kegiatan ini juga sekaligus menegaskan bahwa pemerintahan di tingkat kelurahan bukan cuma urus administrasi, tapi juga turun langsung mendukung agenda besar daerah, Ketahanan Pangan Nasional.

Baca Juga :  19 Guru Dilantik Jadi Kepsek, Wabup Konut Tekankan Profesionalisme

Bupati dan Wakil Bupati telah lebih dulu menanam cabai di Desa Awila Puncak, sebagai pemimpin yang memberi contoh, bukan hanya perintah. Wanggudu pun menjawab dengan tindakan nyata, bukan hanya ikut-ikutan, tapi ikut-seriusan.

“Kami tidak hanya mendengar instruksi, kami menjalankannya dengan rasa memiliki. Karena yang kami tanam hari ini, hasilnya bukan hanya untuk kami, tapi untuk masa depan masyarakat kami,” tegas Hasanuddin.

Baca Juga :  Menuju Poros Sultra, Bupati Konut Tegaskan Arah RPJMD 2025-2029

Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim dan gejolak harga pangan, langkah-langkah lokal seperti ini jadi penting. Karena sejatinya, ketahanan nasional dimulai dari halaman sendiri.

Gerakan ini bukan soal cabai semata. Ini soal visi, misi, dan cara kreatif membumikan program strategis. Karena siapa sangka, sebutir benih cabai bisa jadi simbol kemandirian. Dan siapa sangka, gotong royong bisa mengubah tanah kosong jadi tabungan masa depan.

Kelurahan Wanggudu kini tak hanya dikenal sebagai salah satu kelurahan di Asera, tapi juga sebagai pionir lokal dalam menggerakkan pangan rumah tangga.

Dan yang pasti, sambal-sambal di Wanggudu nanti bukan hasil beli, tapi hasil sendiri. Lebih pedas, lebih puas, dan lebih berdaulat!. (**)


Laporan: Syaifuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Hubungi Admin!