Konawe Utara, Rakyatpostonline.com – Terputusnya akses jalan nasional penghubung Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Sulawesi Tengah (Sulteng) di Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) akibat banjir yang merendam ruas jalan Trans Sulawesi.
Kini menjadi beban berat yang ditanggung sendiri oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konut. Kondisi ini menuai perhatian serius dari Lembaga Pengawas Penegakan Hukum Sulawesi Tenggara (LPPK Sultra).
Ketua LPPK Sultra, Karmin, S.H., mendesak Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) yang membawahi sektor infrastruktur agar segera turun tangan meninjau lokasi bencana tersebut.
Menurutnya, penderitaan masyarakat akibat terputusnya jalur penghubung antar provinsi ini harus segera direspons oleh pemerintah pusat.
“Sudah saatnya pemerintah pusat melihat langsung penderitaan masyarakat. Warga harus mengeluarkan biaya besar hanya untuk menyeberang menggunakan rakit darurat atau pincara demi mengangkut kendaraan roda dua, roda empat, dan barang-barang penting lainnya,” ungkap Karmin. Minggu (06/04/2025).
Ia menegaskan bahwa Konawe Utara, bersama Morowali, merupakan wilayah strategis yang menjadi pusat penghasil nikel dan sumber daya alam lainnya, sehingga pemerintah pusat wajib memberi perhatian lebih terhadap kondisi infrastruktur di daerah ini.
“Jalur ini bukan sekadar akses biasa, tapi urat nadi ekonomi dan logistik lintas provinsi. Bila terus dibiarkan, bukan hanya masyarakat yang menderita, tapi juga industri dan investasi nasional akan ikut terganggu,” tegasnya.
Karmin berharap agar Menko Marves segera menugaskan jajaran terkait untuk meninjau langsung dan mengambil langkah konkret, termasuk menyiapkan infrastruktur darurat dan mempercepat penanganan permanen. (**)
Laporan : Muh Sahrul