Angka Stunting Koltim Naik 0,7 Persen, Plt Bupati Segera Tingkatkan Asupan Gizi dan Pangan

Kolaka Timur, Rakyatpostonline.Com – Berdasarkan rilis hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 oleh Kementerian kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, angka prevalensi stunting Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), sebesar 23 persen.

Angka tersebut sekaligus menempatkan Koltim pada posisi paling rendah dari 17 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kemudian pada tahun 2022, angka tersebut justru mengalami kenaikan 0,7 persen. Hal ini sesuai dengan data yang dirilis Kemenkes pada Hari Gizi Nasional (HGN), Januari 2023 lalu, dimana Koltim menempati posisi ke-4 terendah dari 17 Kabupaten/Kota di Sultra.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Koltim dibawah komando Bupati, Abdul Azis, berkomitmen bakal terus menekan angka stunting dengan mengintervensi berbagai sektor, mulai kesehatan ibu, bayi dan balita, maupun lainnya.

Abdul Azis kepada awak media, usai Musrenbang di Kecamatan Ueesi, Jumat (10/2/2023) lalu, menyampaikan komitmennya dalam mengintervensi stunting dengan memberikan asupan gizi lebih baik lagi kepada masyarakat.

Selain itu, langkah yang dilakukan selanjutnya dengan dinas terkait kata Abdul Azis yakni mengadakan program pemanfaatan pekarangan rumah warga sebagai lahan menanam.

Olehnya, ia menyampaikan bahwa pihaknya dal waktu dekat bakal menurunkan bantuan berupa bibit tanaman dan asupan gizi, sehingga angka stunting di Koltim dapat menurun dengan cepat.

“Kedepannya, Pemda Kolaka Timur menargetkan angka stunting terendah untuk skala nasional,” harapnya.

Senada dengan itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Koltim, Dr. Indarwati kepada awak media beberapa hari lalu menambahkan, stunting bukan penyakit faktor keturunan, melainkan karena gizi buruk, sehingga pihaknya terus menjaga ketersediaan distribusi dan konsumsi pangan itu sendiri.

Kemudian program kedepannya, Dinas Ketahanan Pangan bakal membangun kampung Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), serta mengedukasi masyarakat agar selalu menjaga lingkungan sehat.

“Faktor lainnya yakni kemampuan ekonomi. Jika ekonomi masyarakat baik, maka pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat dapat terpenuhi.  Misalnya balita membutuhkan susu dan protein tentu dengan ekonomi yang baik dapat memenuhi apa yang dibutuhkan tubuh,” tutup Indarwati.

Sementara itu, Sekda Koltim, Andi Muhammad Iqbal Tongasa yang dikonfirmasi via pesan whatsapp mengatakan, dirinya berharap tahun 2023 angka stunting dapat lebih rendah lagi.

“Dalam waktu dekat, kami akan menggelar rapat khusus dengan tim percepatan penurunan stunting (TPPS) terkait apa yang menjadi kendala di lapangan,” pungkasnya.


Laporan : Asrianto D

Editor : Wal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *