Konawe Utara, Rakyatpostonline.Com – Kabupaten Konawe Utara (Konut) menjadi langganan bencana banjir dan tanah longsor, selama beberapa tahun terakhir. Hal ini terjadi ketika memasuki musim penghujan.
Kini tanda-tanda bencana tersebut mulai nampak. Sejak awal Juli 2022, karena intensitas hujan tinggi, beberapa wilayah berpotensi mengalami banjir, seperti di Desa Plora Indah, Kecamatan Langgikima, air yang mulai naik akibat meluapnya Sungai Lalindu.
Potensi bencana ini diperkuat dengan diterbitkannya surat dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Kendari Nomor: ME.02.04/ 037 /KKNI/VII/2022 Kendari, 31 Juli 2022, perihal informasi prakiraan cuaca khusus di Konawe Utara.
Dalam surat yang ditandatangani langsung oleh Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Sugeng Widarko, S.Si, dijelaskan bahwa berdasarkan hasil monitoring radar cuaca dan dinamika atmosfer, telah terjadi peningkatan curah hujan di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), termasuk di Kabupaten Konut.
Mulai awal bulan Juli 2022, hasil analisa dinamika atmosfer terbaru BMKG, memperkirakan fenomena gelombang eguatorial, anomali suhu permukaan laut di laut Banda dan faktor lokal yang masih signifikan akan manambah pasokan uap air di wilayah Konut selama sepekan kedepan.
Dipaparkan, wilayah Konut dengan kategori Siaga pada tanggal 31 Juli 2022 hanya tiga Kecamatan yakni Wawolesea, Lembo, Andowia, dan Asera. Namun pada tanggal 1 Agustus naik menjadi 10 kecamatan yaitu Oheo, Lasolo Kepulauan, Molawe, Asera, Andowia, Lasolo, Andowia, Molawe, Lembo, dan Wawolesea.
BMKG mengimbau kepada masyarakat dan stakeholder terkait di Konut agar meningkatkan kesiapsiagaan, serta waspada terhadap dampak dari curah hujan tinggi yang dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin.
“Demikian kami sampaikan analisis dan pernyataan prakiraan cuaca, mohon kiranya dapat diterima dengan baik,” tutup Sugeng Widarko.
Laporan : Syaifuddin