[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Teks Berita“]
Kendari, Rakyatpostonline.com –
Maraknya perambahan kawasan hutan baik itu Hutan Produksi, Hutan Produksi Terbatas (HPT) maupun Hutan Lindung tanpa Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) yang terjadi di bumi Oheo Konut. Membuat masyarakat geram, pasalnya Kabupaten Konawe Utara belum lama ditimpa banjir bandang yang mengakibatkan ribuan nyawa mengungsi dan sebagian kehilangan tempat tinggal.
Presidium Koalisi Nasional Pemantau Lingkungan dan Kehutanan (Konplik) Sulawesi Tenggara (Sultra) Hendra Yus Khalid, menyampaikan, bahwa terjadinya banjir bandang di Konawe Utara bukan semata mata di akibatkan oleh musim penghujan tetapi ada beberapa faktor lain seperti Perambahan Kawasan Hutan di hulu sungai Lasolo dan Lalindu serta Terjadinya sedimentasi (pendangkalan) sungai.
“Iya benar, kami berasumsi bahwa banjir bandang konut bukan hanya karena faktor hujan saja, tetapi ada faktor2 lain. Seperti Penebangan hutan secara ugal2an di hulu sungai dan terjadinya pendangkalan sungai yang diakibatkan oleh tingginya lumpur,” Ungkap Hendra. Sabtu, (13/06/2020).
Pihaknya menjelaskan, sedimentasi diakibatkan oleh luapan tanah dari pegunungan yang diduga sisa galian dari aktifitas pertambangan kemudian terbawa oleh hujan ke sungai dan menjadi lumpur. Hal tersebut bisa dilihat dari warna air di sungai. Hal demianlah yang membuat sungai tidak mampu menampung debit air yang besar sehingga mengakibatkan terjadinya luapan air sungai ke pemukiman warga.
“Jadi memang sedimentasi sungai lasolo, Lalindu dan beberapa sungai lainnya di konut itu akibat tingginya lumpur dan tidak ada upaya pengerukkan, Tanah dari gunung kemudian terbawa oleh hujan ke sungai dan menumpuk disepanjang sungai. Itulah yang membuat sungai tidak mampu menampung debit air yang besar sehingga meluaplah ke pemukiman,” paparnya.
Untuk itu pihaknya mengingatkan Pemerintah Daerah (Pemda) Konawe Utara (konut) agar tidak hanya terfokus dengan Covid 19 saja tetapi juga melakukan upaya-upaya preventif terjadinya banjir yang bisa terjadi kapan saja.
“Kami harap Pemda Konut ini tidak hanya fokus persoalan Covid 19 saja tetapi juga ada upaya-upaya pencegahan terjadinya banjir yang kita tidak tau bisa terjadi kapan saja,” Pungkas Hendra. (B)
Laporan: Julianto
Editor: M. Sahrul