Alaa Wanggudu Dorong Ekonomi Mandiri, Ciptakan Tiga Produk UMKM Kuliner Lokal Konawe Utara

Konawe Utara, Rakyatpostonline.com – Pemerintah Desa Alaa Wanggudu, Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara (Konut), menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat melalui lahirnya berbagai produk unggulan rumahan.

Dari tangan-tangan terampil kaum perempuan desa, hadir tiga produk UMKM yang kini mulai dikenal dan diminati masyarakat, yakni Sambal Pete Mama Kia, Kue Bangket (Bepa Iwoi), serta Keripik Pisang produksi UP2K Desa Alaa Wanggudu.

Ditemui pada Kamis, 11 Desember 2025, Kepala Desa Alaa Wanggudu, Hendrianti, S.Pt, menjelaskan bahwa Sambal Pete Mama Kia tercipta dari gagasan sederhana yang melihat potensi lokal, khususnya produksi cabai di wilayah tersebut.

“Produk ini muncul dari inisiatif pada tahun 2025. Saya bersama kelompok ibu rumah tangga melihat banyaknya tanaman cabai di desa, sehingga kami berpikir untuk mengolahnya menjadi produk bernilai. Dari situlah tercipta Sambal Pete Mama Kia,” ungkapnya.

Hendrianti menjelaskan, meski bahan pete tidak tersedia di wilayah desa, kebutuhan tersebut dipasok dari luar Konawe Utara. Seluruh proses produksi masih menggunakan konsep rumahan, dilakukan secara higienis oleh ibu-ibu rumah tangga dengan bahan-bahan segar.

Kombinasi rasa pedas gurih dan aroma pete yang khas menjadikan sambal ini mulai dilirik sebagai kuliner sambal premium, cocok untuk lauk pendamping maupun buah tangan khas daerah.

Selain sambal, Kue Bangket (Bepa Iwoi) juga menjadi salah satu produk unggulan yang mempertahankan kekhasan kuliner tradisional suku Tolaki. Terbuat dari tepung sagu dengan tekstur ringan dan rasa manis lembut, kue ini telah lama menjadi hidangan pada hari raya seperti Idul Fitri, Idul Adha, maupun acara besar lainnya. Dibuat dengan metode rumahan, cita rasanya yang autentik tetap terjaga dari generasi ke generasi

“Kami terus berupaya mengembangkan seluruh potensi kuliner desa. Selain menambah penghasilan keluarga, kegiatan ini juga menjadi bagian dari pemberdayaan masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga,” tambah Hendrianti.

Terkait pemasaran, Hendrianti menjelaskan bahwa penjualan saat ini masih dilakukan secara langsung dari orang ke orang serta melalui media sosial. Kerja sama dengan gerai ritel besar seperti Alfamidi atau Indomaret belum dilakukan karena skala produksi masih terbatas.

“Namun ke depan tidak menutup kemungkinan untuk bermitra, seiring peningkatan kapasitas produksi. Saat ini beberapa produk juga sudah dititipkan di rumah makan dan warung sekitar,” ujarnya.

Produk unggulan lainnya, yakni Keripik Pisang UP2K, juga mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat. Terbuat dari pisang lokal yang diiris tipis, digoreng renyah, dan diberi sedikit gula, keripik ini menjadi camilan praktis yang cocok dinikmati kapan saja. Kemasan yang rapi dan informatif semakin meningkatkan daya tariknya di pasaran.

Inovasi UMKM Desa Alaa Wanggudu ini mendapat apresiasi dari Camat Asera, Aswar Amiruddin, yang menilai langkah tersebut sebagai wujud nyata pemberdayaan masyarakat desa, khususnya kelompok perempuan.

“Inovasi ini sangat positif. Produk UMKM seperti ini dapat membuka peluang usaha sekaligus meningkatkan kontribusi kelompok ibu-ibu. Selama kualitas, kebersihan, dan konsistensi dijaga, produk lokal akan mampu bersaing di tengah pasar yang kompetitif,” tuturnya.

Aswar menegaskan bahwa kreativitas Desa Alaa Wanggudu menjadi contoh baik dalam pengembangan usaha mikro di tingkat desa, sekaligus memperkuat fondasi ekonomi masyarakat di Konawe Utara.

“Semangat kolaborasi dan pemberdayaan, Sambal Pete Mama Kia, Kue Bangket, dan Keripik Pisang berpotensi menjadi ikon kuliner lokal yang membawa nama baik desa, sekaligus menjadi sumber pendapatan berkelanjutan bagi masyarakat,” Pungkasnya. (**)

Laporan: Muh. Sahrul

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Hubungi Admin!