Sopir PT SSB Alami Kecelakaan Kerja, Anggota DPRD Konut Datangi Korban dan Desak Peningkatan Kualitas Kendaraan

Konawe Utara, Rakyatpostonline.Com — Suasana ruang perawatan di salah satu klinik kesehatan di Kabupaten Konawe Utara mendadak haru pada Rabu (26/11/2025) siang. Dua pekerja lapangan dari perusahaan Sultra Sarana Bumi (SSB) terbaring lemah akibat kecelakaan kerja yang menimpa mereka.

Peristiwa itu menyedot perhatian publik setelah diketahui salah satu korban, Gito Sanjaya, mengalami patah tulang serius, sementara rekannya, Ronald, mengalami luka ringan dan masih dalam masa pemulihan.

Kecelakaan tersebut terjadi saat keduanya tengah mengoperasikan kendaraan perusahaan. Menurut informasi awal yang dihimpun dari rekan kerja korban, kendaraan yang ditumpangi Gito dan Ronald tiba–tiba kehilangan kendali, rem tidak berfungsi normal yang mengakibatkan mobil mundur tidak terkendali, sehingga terjadi kecelakaan.

Anggota DPRD Konawe Utara, Fendrik, S. Kom Membesuk Korban di Rumah Sakit kabupaten Konawe Utara

Tak lama setelah kabar kecelakaan itu beredar, anggota DPRD Kabupaten Konawe Utara, Fendrik, S. Kom, langsung menyempatkan diri menjenguk kedua korban. Kehadirannya bukan hanya sebagai bentuk empati, namun juga sebagai bentuk pengawasan moral terhadap keselamatan pekerja di sektor industri daerah.

Dalam kunjungannya, Fendrik terlihat berbincang hangat dengan kedua korban serta keluarga yang mendampingi. Ia juga menanyakan kondisi perawatan serta memastikan bahwa biaya pengobatan ditangani sepenuhnya oleh pihak perusahaan sebagaimana ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Ia tentu prihatin dengan kejadian ini, sehingga diharapkan pihak perusahaan Sultra Sarana Bumi segera melakukan evaluasi atas kondisi armada yang digunakan para pekerja di lapangan.

Menurutnya, aspek keselamatan kerja harus menjadi prioritas utama, terutama pada perusahaan yang wilayah operasinya berada di area sensitif dan berisiko tinggi seperti jalur pertambangan.

Politisi muda itu menegaskan bahwa kecelakaan serupa tidak boleh terulang. Ia meminta SSB untuk memastikan kendaraan yang digunakan selalu dalam kondisi layak operasi. Pemeriksaan rutin, peremajaan unit yang sudah uzur, serta pelatihan keselamatan bagi pengemudi harus ditingkatkan.

“Kita tidak ingin ada korban lagi. Kualitas kendaraan yang beroperasi harus menjadi perhatian serius. Jangan sampai para pekerja menjadi korban hanya karena kelalaian teknis yang sebenarnya bisa dicegah,” tegasnya.

Kecelakaan ini menjadi pengingat bahwa keselamatan pekerja harus selalu menjadi prioritas di tengah aktivitas industri yang semakin padat. Masyarakat berharap langkah konkret dari perusahaan dapat mencegah kejadian tragis seperti ini terulang kembali.


Laporan : Syaifuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Hubungi Admin!