FAMHI Kritik 100 Hari Kepemimpinan ASR-Hugua: Dinilai Penuh Pencitraan dan Minim Realisasi

Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra, ASR-Hugua.

Kendari, Rakyatpostonline.com – Ketua Umum Forum Advokasi Mahasiswa Hukum Indonesia (FAMHI), Midul Makati, SH., MH., melontarkan kritik tajam terhadap kinerja 100 hari pertama kepemimpinan Gubernur Sulawesi Tenggara, Andi Sumangerukka (ASR), dan Wakil Gubernur Hugua.

Dalam pernyataannya di Jakarta Selatan, Selasa (28/5), Midul menilai bahwa masa awal pemerintahan ASR-Hugua belum menunjukkan pencapaian yang substansial, melainkan hanya penuh pencitraan tanpa realisasi konkret dari janji kampanye.

Menurut Midul, kebijakan yang diambil sejauh ini masih jauh dari harapan masyarakat, khususnya dalam sektor vital seperti pendidikan, kesehatan, perkebunan, kelautan, dan infrastruktur.

Ia menilai program-program yang digulirkan belum menyentuh akar persoalan yang dihadapi masyarakat, dan justru cenderung simbolik serta elitis. Kritik tersebut mengarah pada kurangnya langkah nyata yang berpihak pada kepentingan rakyat luas.

Midul Makati

Lebih lanjut, FAMHI juga menyoroti praktik pembagian uang yang dilakukan oleh Gubernur ASR di berbagai forum. Midul mempertanyakan transparansi dan sumber dana dari aktivitas tersebut, serta menekankan bahwa tindakan seperti itu harus tunduk pada mekanisme audit yang sah.

Ia mengingatkan bahwa sebagai pejabat publik, ASR tidak bisa memisahkan peran pribadinya dari kedudukannya sebagai gubernur, terlebih jika kegiatan tersebut dilakukan dalam kapasitas resmi.

“Jika uang yang dibagikan bersumber dari pribadi, maka tetap harus ada pertanggungjawaban karena dilakukan dalam ruang dan kapasitas jabatan publik,” tegas Midul.

Midul juga mengingatkan bahwa tindakan tersebut dapat menimbulkan kecurigaan publik dan berisiko menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Di akhir pernyataannya, Midul menyerukan agar ASR dan Hugua mengubah pendekatan kepemimpinan mereka ke arah yang lebih strategis dan berjangka panjang. Ia menekankan pentingnya menyusun kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan, serta mampu memberikan dampak nyata bagi seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara.

“Sudah saatnya ASR-Hugua berhenti bermain dalam wilayah pencitraan dan mulai membuktikan komitmen politik mereka lewat kerja nyata. Rakyat Sultra menunggu bukti, bukan janji,” pungkas Midul Makati. (***)


Laporan : Muh. Sahrul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Hubungi Admin!