Sempat Terkendala, Pembangunan Wisata Desa Ranoaha Punya Daya Tarik

Kepala Desa Ranoaha, Hasriyanti, memperlihatkan izin pembangunan wisata desa ranoaha yang dikeluarkan pada tanggal 30 Desember 2019 oleh pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari. (Nursalim/Rakyatpostonline.com)

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Male” buttontext=”Klick Bacakan Berita”]
Konawe Selatan, Rakyatpostonline.com – Keberadaan dan fungsi bendungan kini tidak saja untuk irigasi persawahan atau pembangkit tenaga listrik, tapi juga bisa sebagai objek wisata edukasi rakyat. Seperti yang dilaksanakan Desa Ranoaha, namun prosesnya tidak semudah memnbalikan telapak tangan.

Penjelasan Desa Ranoaha, Kecamatan Buke, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) terkait keterlambatan pembangunan wisata desa di bendung watumokala, yang bersumber dari anggaran Dana Desa (DD) tahap III tahun 2019 lalu.

Kepala Desa Ranoaha, Hasriyanti, mengutaran bahwa keterlambatan kegiatan pembangunan tempat wisata di Bendungan Watumokala berlokasi di dusun 2 itu tidak ada unsur kesangajaan memperlambat pembangunan wisata rakyat tersebut.

“Sebenarnya kegiatan pembangunan tempat wisata yang dikerjakan pada tahap tiga ini, sudah lama saya mau tuntaskan, sejak keluarnya anggarannya.
Hanya saja kegiatan tersebut tidak bisa di jalankan, tanpa ada rekomendasi atau izin dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari ,karna tanpa ada surat rekomendasi atau izin dari balai BWS saya tidak berani jalankan pembangunannya,” ungkap Hasriyanti. Kamis (20/02/2020).

Diketahui, Pengajuan permohonan izin kepada instansi terkait, sejak enam bulan yang lalu sebelum pencairan anggaran tahap III, dan sekian lamanya menunggu keluarnya izin dari BWS, akhirnya kegiatan pembangunan tempat wisata tersebut mengalami kendala.

“Pencairan tahap III 2019 di Desa Ranoaha mengalami keterlambatan, sampai menyeberang ke tahun 2020,” Bebernya.

Selain menunggu keluarnya rekomendasi dari pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari. Keterlambatan pencairan dana desa tahap tiga kemarin, menambah proses keterlambatan pembangunan wisata desa ranoaha.

“Karena kegiatan saya terlambat, saya selaku kepala desa langsung melaporkan ke pendamping desa, dan ke pak camat buke. Kemungkinan setalah keluar surat rekomendasi atau izin dari BWS IV kendari, kami dari pihak pemerintahan desa ranoaha akan langsung melaksanakan kegiatan pembangunan itu,” Tambahnya.

Setelah menempuh waktu dan proses cukup lama, akhirnya izin pembangunan wisata desa ranoaha dikeluarkan pada tanggal 30 Desember 2019 oleh pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari. Hasriyanti, berharap keberadaan Bendungan Watumokala, bisa menjadi daya tarik wisata, sehingga dapat mendorong perekonomian masyarakat setempat.

Bila pariwisata berkembang di Bendungan Watumokala, sebut hasriyanti, tentu berdampak pada perekenomian masyarakat. “Kami sangat berharap perekonomian masyarakat bergerak, tentu masyarakat bisa hidup sejahtera, Inilah alasanya kenapa dari awal masyarakat kami sangat mendukung pembangunan ini,” imbuhnya. (B)

Laporan: Nursalim
Editor: M. Sahrul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *